Mahasiswa Kelompok 155 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kolaborasi UIN Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto melakukan terobosan program unggulan. Mereka melatih pengelolahan limbah peternakan atau kotoran hewan (kohe) dan pertanian menjadi pupuk kompos.
Kegiatan ini dimulai dengan mengumpulkan kotoran kambing dari peternakan kambing milik warga yang menjadi sukarelawan untuk kontribusi limbah peternakan. Selepas itu, kegiatan dilanjutkan dengan menambahkan kotoran yang telah dikumpulkan dengan limbah pertanian berupa rumput-rumput liar.
Selain itu, ada juga merang atau sekam dari tanaman padi yang diambil dari perkebunan Bungaloka. Pencampuran antara limbah peternakan dan limbah pertanian dilakukan dengan rasio perbandingan 1:2 dimana limbah peternakan adalah 1 dibanding dengan 2 limbah pertanian.
Setelah dicampur dan diaduk, campuran tersebut kemudian ditambahkan dengan campuran lain yang terdiri dari Effektive Microorganisme 4 (EM4) pertanian dan molase. Campuran kedua ini diracik di timba berisikan air 5 liter yang dicampur dengan EM4 dengan takaran 1 gelas atau setara dengan 240 ML dan Molase dengan takaran sama dengan EM4. Seperti yang diulas jateng.tribunnews.com
Untuk mendapatkan hasil campuran yang merata, campuran yang berisikan limbah peternakan dan pertanian disirami dengan campuran yang berisikan air, EM4, dan molase sembari diaduk. Setelah semua diaduk sempurna, campuran ditutup terpal dengan erat agar tak ada udara keluar ataupun masuk dari area campuran.
Selanjutnya, yang perlu dilakukan adalah menunggu terjadinya proses fermentasi dari campuran yang telah dibuat. Proses ini dapat berjangka waktu 22 hari sampai 1 bulan dan kegiatan monitoring harus secara rutin dilakukan dalam kisaran waktu 3-5 hari sekali.
Kegiatan monitoring tersebut berisikan pengecekan terhadap campuran untuk mengetahui tingkat kelembapan. Jika campuran memiliki tingkat kelembapan rendah atau kering, maka campuran harus disiram lagi dengan campuran air, molase, dan EM4 lagi.https://linktr.ee/em4