Menekuni usaha beternak itik itu menguntungkan, jika memiliki keterampilan dan mengetahui tekniknya. Kalau tidak, memiliki keahlian atau pengalaman maka siap-siap anda akan mengalami kerugian.

Keterampilan, teknik dan keahlian mengembangkan ternak itik berasal dari pengalaman-pengalaman dari diri anda sendiri maupun dari pengalaman orang lain. Dari pengalaman orang lain, anda bisa belajar dari buku, tulisan, atau dari studi lapangan langsung ke peternak.
Dari pengalaman diri sendiri, anda beternak langsung di lahan peternakan anda, atau anda menjadi pekerja di peternakan orang lain. Pengalaman dari orang lain hanya menambah wawasan dan perbendaharaan pengalaman berupa ide dan cerita.

Sedangkan dari pengalaman diri sendiri, anda terlibat langsung dengan ternak itik, bagaimana bentuk badan itik, berat badannya yang sesuai dengan umurnya, kelembutan bulunya, keriuhan bunyinya, aroma khas kotorannya yang bercampur dengan sisa makanan ternak dan air kotor.

Bagaimana anda dikerubut ternak itik saat anda memberi makan, bagaimana pula anda mencium bau makanan itik yang khas, bagaimana senangnya saat itik bertelur banyak, bagaimana dukanya saat itik banyak yang mati, bertelor sedikit karena setres, bagaimana rasanya setres jadi peternak saat anda rugi, dan bagaimana juga rasanya senang saat anda untung.

Itulah nilai sebuah pengalaman dari diri sendiri, yang pada akhirnya anda memiliki serangkaian teknik beternak itik, yang merupakan kunci keberhasilan anda meraih keuntungan.

Salah satu pos pendapatan dari beternak itik yang mampu meningkatkan keuntungan adalah dari pendapatan mengelola kotoran ternaknya. Kotoran ternak itik yang dikumpulkan melalui sistim litter, yaitu dengan menutup lantai kandang dengan sekam setebal 10-15 cm, maka setiap 300-500 ekor itik akan menghasilkan timbunan kotoran ternak yang bercampur dengan litter sebanyak 1.500 kg per empat bulan atau sebesar 4.500 kg per tahun.

Jika anda memelihara ternak itik seribu ekor, maka produksi pupuk kandang yang dihasilkan setiap tahunnya sekitar 10 ribu kg, atau setara dengan Rp 10 juta. Inilah yang dimaksud dengan pendapatan sampingan dari beternak itik.

Bagaimana jika kotoran itik itu tidak dikelola dengan baik? Limbah kotorannya menimbulkan bau yang kurang sedap, mengganggu lingkungan, menimbulkan polusi bau, mengotori air sungai, menyebabkan itik menjadi setres, meningkatkan kematian itik, dan menurunkan produksi telor itik dan itik menjadi kurus karena nafsu makannya berkurang.

Begitu besarnya dampak dari hal-hal kecil, seperti kotoran itik, yang jika tidak dikelola dengan baik akan dapat menimbulkan kerugian peternak dalam jumlah besar. Sebaliknya, jika kotoran itik dikelola dengan baik, peternak dapat menghasilkan keuntungan tambahan berupa pupuk kandang, meningkatkan produktivitas ternak dan mendapatkan lingkungan yang bersih.

Dalam mengelola limbah ternak itik dapat menerapkan Teknologi Effective Microorganisms4 (EM4), adalah kunci keberhasilan. Dengan menyemprotkan cairan EM yang telah dilarutkan ke dalam air, sebanyak 10 mili liter (ml) per liter air, di atas litter kandang ternak, seminggu dua kali; serta dengan melarutkan EM ke dalam air minuman ternak sebanyak 10 ml per liter air, maka litter yang telah bercampur dengan kotoran itik akan terfermentasi, menghasilkan pupuk organik fermentasi yang dikenal dengan nama Bokashi.

Pada saat pembersihan kandang, litter yang bercampur dengan kotoran ternak tersebut diaduk merata agar homogen, dan diayak dengan ukuran halus sesuai dengan permintaan pasar, selanjutnya dikeringanginkan atau dijemur sampai mencapai kadar air 10-15%, selanjutnya dikemas dalam kantong pengemasan dan siap dijual ke pasaran.

Menjaga kekeringan litter di dalam kandang sangatlah penting, dengan cara mengurangi kemungkinan air minum yang tumpah ke dalam litter, memperbaiki atap yang bocor atau kandang yang tempias dari air hujan. Litter yang basah akan menimbulkan pembusukan. Bagian litter yang basah hendaknya segera diangkat dan diganti dengan litter yang kering.

Litter yang basah tersebut dikeringkan dengan menjemurnya, kemudian disemprot dengan cairan EM. Jika permukaan litter sudah tertutup dengan kotoran itik yang agak becek atau mengeras karena kering, maka bagian atasnya perlu ditebarkan lagi litter yang baru berupa sekam padi, atau serbuk gergaji kayu dengan ketebalan 10-15 cm.

Dengan teknik ini kita bisa menjaga kekeringan litter dan bisa menghasilkan pupuk kandang itik yang berkualitas. Dengan menggunakan Teknologi EM dalam beternak bebek, litter dan kotoran itik akan terfermentasi dan proses fermentasinya terjaga terus di dalam litter sampai litter dipanen.

Fermentasi yang tidak dikelola dengan baik akan mengarah kembali ke proses pembusukan. Jika proses pembusukan terjadi, yang dikenali dengan aroma busuk yang keluar dari litter, maka segeralah mengganti bagian litter yang busuk dengan yang baru, dan menyemprotkannya dengan cairan EM. Selamat bekerja, semoga berhasil.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini