Sayur kacang panjang yang dibudidayakan Bapak Econg tumbuh subur, panen berkali-kali dengan produktivitas tinggi.

Seorang petani sayur mayur, Econg (63 tahun) asal Desa Caringin, Kabupaten Garut, Jawa Barat berhasil mengembangkan jenis kacang panjang yang dirawat dengan pupuk organik sentuhan Effective Microorganisms 4 (EM4) tumbuh subur dengan buah yang melimpah dengan panen berkali-kali.

“Meskipun sayur kacang panjang itu sudah tiga kali panen, namun tetap tumbuh subur, daunnya masih hijau dan panen kacang panjang seperti tidak ada habisnya,” tutur Ecang, seorang petani tekun, rajin dan pekerja keras.

Hasil panen buah kacang panjang yang melimpah untuk bahan sayur dan aneka jenis menu masakan sehat lainnya diperoleh melalui perawatan kebun menggunakan pupuk organik, dengan bahan yang terdiri atas kotoran kambing, sekam bakar dan EM4.

Ia menjelaskan, komposisi bahan 2 : 1 dan EM4 secukupnya, lalu difermentasi selama 12 hari. Kebun sayur kacang panjang yang dipupuk organik hasil racikannya sendiri itu juga disemprot dengan pupuk organic cair (POC) seminggu sekali menggunakan urine kambing dan air cucian beras yang juga difermentasi EM4.

“Biasanya tanaman sayur panjang saya semprot secara berkesinambungan setiap minggu sekali, yakni pada Jumat sore sekitar pukul 16.00 waktu setempat dengan pupuk organik cair,” tutur Ecang.

Kacang panjang varietas Vigna sesquipedalis (L) Fruhw dalam usia 2,5 bulan sudah bisa dipanen, hasilnya dari satu pohon kacang panjang yang melilit sedemikian rupa pada tempat yang telah disiapkan mampu menghasilkan 1,5 kilogram kacang panjang.

Pemetikan hasil dilakukan berkali-kali, bahkan tanaman semakin subur, jika dirawat dengan pupuk organik dan disemprot dengan POC secara berkesinambungan. Dengan pupuk organik olahan EM4 masa produksi tanaman dapat diperpanjang dengan cara menyetekkan batang, tutur Ecang.

“Dilihat kondisi tanaman biasanya kalau di bawah pakai pupuk organik, jika tidak mau tanam dari awal tinggal distek lagi, meskipun produksinya turun 20-30 persen dibanding menanam tanaman baru. Hal itu tidak bisa dilakukan pada tanaman kacang panjang yang diolah dengan menggunakan pupuk kimia,” ujar Ecang.

Budidaya tanaman kacang panjang semi organik, masih menggunakan pupuk NPK pada awal pengolahan tanah, pengetahuan mengenai bahaya penggunaan pupuk kimia secara perlahan membuat dirinya mengurangi penggunaan pupuk kimia.

“Pupuk kimia lambat laun merusak lahan, membuat tanah menjadi rusak dan ini tidak saya inginkan, karena dengan pupuk organik kesuburan tanah dapat dipelihara dengan baik” ungkap Ecang yang aktif dalam kelompok tani di wilayah tempat tinggalnya.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini