Pengelola Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) Darma Winangun Desa Tangkas, Kabupaten Klungkung, Bali, I Ketut Darmawan, SP.T mengungkapkan dalam melakukan pemilahan sampah, terutama plastik melibatkan sekolah, khususnya anak-anak dan wisatawan mancanegara.

“Selain anak-anak dalam proses pembelajaran pemilahan sampah rumah tangga itu juga tertarik sejumlah wisatawan mancanegara yang sedang menikmati liburan di Bali,” kata Ketut Darmawan, SP.T, salah seorang pengelola sampah yang pernah mendapat penghargaan terbaik untuk kawasan Indonesia timur.

Ia mengungkapkan hal itu ketika tampil sebagai salah satu dari tiga pembicara pada Webinar mengusung tema “Mengolah Sampah Dengan Teknologi Ramah Lingkungan, Ciptakan Lingkungan Asri, Bersih dan Alami” yang dipandu moderator Ketut Jadiasa, S.Sos, instruktur Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali di Bengkel.

Webinar yang digelar PT. Songgolangit Persada (SLP) itu melibatkan 216 peserta lintas nusantara dari berbagai daerah di Indonesia itu menampilkan dua pembicara lainnya yakni Pembina Komunitas Enerjik Dinamis Andal dan Inovatif (Edan) dan H2C Bali Komang Suryawan serta Direktur Utama PT SLP, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr.

TPS3R yang lokasinya berdekatan dengan pemukiman penduduk di Desa Tangkas dilakukan dengan baik sedemikian rupa sehingga tidak pernah ada keluhan selama tiga tahun menangani sampah rumah tangga tersebut.

Bali sebagai daerah tujuan wista utama di Indonesia memerlukan dukungan dan kepedulian semua pihak untuk mewujudkan lingkungan yang bersih aman lestari dan indah, agar pelancong dari dalam dan luar negeri tetap senang berliburan ke Pulau Dewata.
Untuk itu penanganan sampah diharapkan dapat dituntaskan di tingkat desa masing-masing, dan desa adat menjadi bagian dari sistem tata kelola sampah yang baik.

Alumnus Fakultas Peternakan Universitas Udayana itu mengelola TPS3R Desa Tangkas dibantu enam orang pekerja untuk menangani sampah rumah tangga yang terdiri dari 315 kepala keluarga (KK) dengan produksi sampah setiap harinya berkisar 1.200-1.500 kilogram dan meningkat dua kali menjelang hari- hari raya.

Seluruh sampah dari sumber rumah tangga itu diangkut ke TPS3R untuk dipilah menjadi sampah organik. anorganik dan sampah risidu. Sampah organik selanjutnya difermentasi degan Effetive Microorganisme (EM) dalam tong tertutup untuk menjadi pupuk organik.
Pengelolaan TPS3R yang telah dilakukan selama tiga tahun terakhir terlaksana dengan baik dan lancar, hampir tidak ada keluhan masyarakat tentang sampah.

Sementara pupuk organik hasil pengolahan dari sampah organik dimanfaatkan masyarakat setempat untuk pemupukan menyuburkan tanaman hortiukultura, padi maupun tanaman perkebunan lainnya.

Sedangkan sampah anorganik setelah terkumpul dalam jumlah banyak dikirim ke pabrik industri di Jawa Timur sebagai bahan baku industri keperluan memproduksi alat-alat rumah tangga seperti ember, piring, gelas dan sebagainya, tutur Ketut Darmawan. https://linktr.ee/em4indonesia #EM4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini