Suasana Talkshow "Akuntansi Bicara Budaya Jilid 10 (ACARYA #10)" yang diselenggarakan oleh Program Studi Akuntansi Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas).

Dalam sebuah talkshow inspiratif bertajuk “Akuntansi Bicara Budaya Jilid 10 (ACARYA #10)” yang diselenggarakan oleh Program Studi Akuntansi Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar, Direktur Utama PT Karya Pak Oles Group, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr., menekankan bahwa kepercayaan merupakan kunci sukses tidak hanya dalam dunia bisnis, tetapi juga dalam pemerintahan dan kehidupan sehari-hari.

Pernyataan tersebut disampaikan sebagai jawaban atas pertanyaan dari I Made Satria Wijaya, mahasiswa Ilmu Komunikasi, yang menyoroti pentingnya menjaga kepercayaan dalam berbagai aspek kehidupan, serta bagaimana cara mengembalikannya ketika sudah hilang.

“Kalau kepercayaan sudah hilang, runtuh, dan tidak dipercaya lagi, ya harus minta maaf. Yang pertama, akui kesalahan dan berjanji untuk memperbaiki dan itu harus benar-benar dilakukan,” tegas Dr. Wididana, yang akrab disapa Pak Oles.

Ia menambahkan bahwa peningkatan kualitas produk atau sistem menjadi langkah selanjutnya yang harus dilakukan. Dalam konteks perbankan, misalnya, jika kepercayaan nasabah hilang, maka perbaikan sistem, evaluasi internal, dan penanganan terhadap pihak-pihak bermasalah menjadi hal yang tidak bisa ditawar.

Kepercayaan tidak datang dengan mudah, dan lebih sulit lagi untuk dipertahankan. Menurut alumni Program Pascasarjana Faculty of Agriculture, University of the Ryukyus, Okinawa, Jepang ini, kesalahan sekecil apapun harus segera direspons dengan permintaan maaf dan tindakan korektif.

“Contohnya, jika terjadi kesalahan pada industri otomotif, seperti pada sistem rem atau mesin, mereka langsung minta maaf dan memperbaikinya. Jangan menyalahkan pihak lain. Karena kepercayaan itu harus dipelihara dan dibangun secara konsisten,” ujarnya.

Bisnis Adalah Proses Belajar, Gagal Itu Hal Biasa

Pada kesempatan yang sama, Ida Ayu Putu Noviati, mahasiswi Prodi Administrasi Publik, menanyakan soal bagaimana cara mengelola risiko dan keuangan saat memulai bisnis, serta pentingnya pencatatan keuangan dan perlindungan aset tidak berwujud seperti merek.

Menjawab pertanyaan tersebut, Pak Oles menganalogikan bisnis sebagai proses belajar naik sepeda.

“Awalnya mungkin pakai roda tiga, lalu dua, bahkan nanti bisa satu roda di atas tali. Jatuh, lecet, tersungkur itu biasa. Kalau dalam budaya Tionghoa, kerugian 100-200 juta itu dianggap ‘uang sekolah’. Itu bagian dari proses belajar,” jelasnya.

Ia juga menegaskan bahwa produk pertama dalam bisnis adalah diri sendiri. Bila seseorang dipercaya, maka produk atau jasanya juga akan dipercaya. Kepercayaan menjadi modal awal yang akan mendorong keberhasilan usaha.

Dalam aspek akuntansi, Pak Oles menjelaskan bahwa pencatatan sangat penting untuk mengetahui kondisi nyata perusahaan.

“Akuntansi itu tukang catat. Catat semuanya dari penjualan, pembelian, bahan baku, biaya promosi, gaji karyawan, dan lainnya. Dari sana kita tahu apakah bisnis kita sehat atau tidak,” ungkapnya.

Selain itu, ia menekankan pentingnya membangun insting bisnis melalui latihan terus-menerus. Seiring waktu, pebisnis yang terbiasa mencatat dan menganalisa akan memiliki kepekaan yang tinggi terhadap peluang dan risiko, layaknya seseorang yang mampu mengendarai sepeda satu roda di atas tali.

Etika Bisnis dan Perlindungan Aset Tak Berwujud

Menanggapi kekhawatiran terkait ide atau desain yang ditiru oleh pihak lain, Pak Oles mengingatkan pentingnya etika bisnis serta pencatatan dan perlindungan terhadap aset tak berwujud seperti merek dagang.

“Jika kita punya ide atau desain, sebaiknya segera didaftarkan. Dalam etika bisnis, meniru tanpa izin adalah pelanggaran. Tapi dari sisi kita, harus sigap melindungi hak kekayaan intelektual sejak awal,” jelasnya.

Talkshow ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara akuntansi, etika, budaya, dan jiwa kewirausahaan sangat dibutuhkan dalam membangun bisnis yang berkelanjutan, terpercaya, dan beretika di tengah era kompetisi global.linktr.ee/pakolescom

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini