Aiptu Teguh Pujiono menunjukkan probiotik EM4 yang dipergunakan dalam budidaya ikan air tawar di Desa Karangnangka, Kecamatan Kedung Banteng, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Bertugas menjadi polisi, bukan menjadi hambatan bagi Aiptu Teguh Pujiono untuk membudidayakan ikan gurami dan berbagai jenis ikan lainnya. Menggunakan probiotik Effective Microorganisms 4 (EM4) dalam satu dasawarsa, sangat mendukung usahanya untuk menghasilkan cuan dari sektor perikanan.

“Setelah menggunakan EM4, ikan gurami menjadi sehat, gemuk-gemuk. Bahkan ada bobotnya 4 kilogram sampai 6,5 kilogram. Ayo mari kita memelihara ikan untuk menambah penghasilan,” kata Teguh saat ditemui oleh tim YouTube EM Indonesia Official di Desa Karangnangka, Kecamatan Kedung Banteng, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah belum lama ini.

Teguh yang bertugas di Polresta Banyumas menceritakan ia memulai usaha perikanan pada 2009 dengan menyewa lahan milik Desa Karangnangka di Kecamatan Kedung Banteng. Diawali dengan memelihara ikan pada satu kolam, yang di dalamnya ada tiga indukan yaitu 1 pejantan dan 2 ekor betina. Selanjutnya uang hasil penjualan budidaya gurami dibelikan indukan lagi, sehingga sekarang sudah berkembang jumlahnya menjadi ribuan.

Menurut dia, untuk membudidayakan ikan gurami tidak membutuhkan waktu seharian, sehingga tidak sampai mengganggu aktivitasnya bekerja di kepolisian. “Bisa dilakukan saat pulang kantor, dikontrol, diberikan makan, satu jam sudah selesai,” ucapnya.

Teguh menjatuhkan pilihan membudidayakan gurami karena dinilai nilai ekonomisnya cukup tinggi atau memberikan keuntungan yang paling besar dibandingkan jenis ikan air tawar lainnya. Memelihara dari ukuran 2 jari hingga ukuran konsumsi dengan bobot lebih dari 0,5 kilogram.

“Beli Rp1.000 per ekor, bisa dijual Rp40.000 per kilogram atau per ekor sekitar Rp12.000. Kalau ingin hasilnya lebih banyak, minimal harus memiliki 12 kolam. Dengan begitu modal bisa berputar lebih besar,” tuturnya.

Membudidayakan ikan gurami itu dinilai Teguh sangat menjanjikan jika bisa menjaga agar usaha ini bisa betul-betul eksis. Namun, diingatkan harus banyak macam ikan yang dipelihara sehingga modal berputar. Selain gurami, sebaiknya juga dipelihara ikan nila, koi, bawal, tawes dan sebagainya.

Keberhasilan Teguh dalam membudidayakan gurami juga tidak terlepas dari penggunaan teknologi Effective Microorganisms 4 (EM4) sejak 10 tahun yang lalu atau sekitar tahun 2015.  Ia mulai menggunakan produk probiotik EM4 karena saat itu ada wabah atau penyakit yang menyerang ikan gurami, sehingga menyebabkan ikan yang dipelihara mati semua.

Teknologi EM4 ditemukan pertama kali oleh Prof. Dr. Teruo Higa dari Universitas Ryukyus, Okinawa, Jepang, dan telah diterapkan secara luas di negara-negara lain di seluruh dunia. PT Songgolangit Persada yang didirikan oleh Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr atau yang populer dengan sapaan Pak Oles, telah mendapatkan lisensi dari Prof. Dr. Teruo Higa untuk mengembangkan teknologi EM di Indonesia

Setelah menggunakan produk EM4, Teguh mengatakan ikan yang dibudidayakan menjadi sehat dan gemuk-gemuk. Untuk takaran penggunaannya, EM4 satu tutup botol dicampur dengan air satu ember lalu ditaburkan pada satu kolam, ini tujuannya untuk menjaga pH air sehingga ikan tetap sehat. Sedangkan penggunaan EM4 untuk pakan juga sama dicampur air, didiamkan selama 5-10 menit, lalu diberikan pada ikan.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini