Oleh: Ir I Gusti Ketut Riksa )*
Dalam ajaran spiritual orang Hindu yang ada di Bali, dikenal istilah badan kasar yang disebutnya “Stula Sarira” dan badan halus yang disebutnya “Suksma Sarira”. Ada lagi yang disebutnya “Antakarana Sarira” yakni yang menghidupi keduanya ( stula dan suksma sarira). Didunia fisik sudah banyak dikenal tentang stula sarira termasuk cara bagaimana agar kehidupan ini menjadi lebih sempurna, tidak mudah sakit, sehat, kuat dan berumur panjang.
Yang belum banyak tersentuh ialah Suksma Sarira. Saya bukanlah orang spiritual, tahunya dari membaca, jauh dari mengerti, apalagi melakukannya. Saya tidak lebih dari seekor “subatah”, Subatah adalah sejenis ulat yang mulutnya sangat kuat sedangkan badannya lemah dan lembut; kayu yang keraspun berhasil dilubanginya hidup-hidup.
Setelah ditemukannya kamera kirlian oleh orang Rusia yang bernama Mr dan Mrs Kirlian, terbentang didepan kita fenomena yang sangat luas untuk riset lebih jauh tentang kehidupan baik disunia fisik maupun didunia non fisik. Bila kamera ini diarahkan kepada manusia, foto manusia akan kelihatan “dua tubuh” yakni badan fisik dan badan non fisik; dimana badan non fisik ini diistlahkan dengan badan spiritual, badan bioplamik, badan astral. Mungkin inilah oleh orang Bali yang disebut “Suksma Sarira”. Badan astral ini sekitar 3 inci berada diatas badan fisik.
Apabila di badan fisik terdapat protein, karbohidrat, lemak, enzim, antioksidan, hormun, mineral dan lain-lain; yang secara fisik dapat dimakan, diminum dan dihisap, maka di badan halus ini kelihatan cakara-cakra dengan lembaran daun-daunnya, sinar-sinar yang berkelok-kelok menghubungkan cara-cakra itu dengan berbagai warna, aura, prana, ki/Qi, ruah yang berarti nafas kehidupan. Selain yang sudah disebutkan itu, dalam hasil riset ditemukan juga life power yang lebih dikenal dengan “Prana”. Life power ini ditemukan pada enzim. Konon disebutkan bawa life power itu adalah “zat” namun sekalugus disebutnya “bukan zat”.
Kalimat rerahir inilah yang menstimulir saya untuk mengartikan bahwa life power itu adalah barang non fisik, merupakan salah satu unsur penyusun badan halus dan badan kasar. Bahkan dalam literature Barat saya membaca “Ketuhanan matahari dan ketuhanan bumi yang membentuknya. Disebutkan juga bahwa badan fisik dan badan astral terdjadi komunikasi yang intensif. Dikebanyakan orang pertemuan komunikasi ini terdapat di badan pituiteri dan atau dikelenjar pineal.
Einstein menemukan bawa semua benda di dunia terdiri dari substansi yang homogen yang disebutnya “energy”. Ini berarti bawa substasi terkecil dari manusia, hewan, tanaman dan batu ( benda mati) adalah “sama” yakni energy. Dalam literatur kuno disebutkan bahwa dalam tubuh kita terdapat “dasa bayu”. Materi kasarnya ada dibadan fisik materi halusnya berada dibadan bioplasmik.
Apabila energi kulit mengalami kematian secara total, kita tidak dapat merasakan panas maupun dingin, tidak dapat membedakan antara halus dengan yang kasar. Energi mata bila hilang akan menyebabkan kebutaan, energi hidung bila hilang kita tidak bisa membedakan antara harum dan busuk. Kehilangan energi tenggorokan menyebabkan tak dapat menelan makanan.
Apabila energi saluran kencing hilang maka air kencing akan meluber tak terkendalikan. Kehilangan energi teliga menyebabkan tuli, kehilangan energi lidah tidak dapat mengecap rasa. Energi penggerak pada kaki apabila hilang akan menyebabkan kelumpuhan. Ada lagi yang disebut “Prana Bayu”. Energi ini menjiwai pernapasan, bila energi ini hilang pernapasan terhenti yang mengakibatkan kematian secara total.
Energi terahir disebut “Bayu Dananjaya” yang terletak di dalam daging, berumur pendek, akan menghilang sesaat setelah kematian Prana Bayu. Apabila dicermati tersirat bahwa Dasa Bayu merupakan karmanya dan organ tubuh adalalah jenananya. Jadi dapat diyakini bahwa jenananya masih hidup secara normal namun karmanya dapat saja mendahului pergi, menghilang yang kita katakan mati.
Apa yang terjadi di badan fisik, terlebih dahulu terjadi dibadan bioplasmik. Oleh karena itulah dikenal pengobatan holistik yakni pengobatan badan kasar dan sekaligus pengobatan badan halus. Penyakit dibadan halus tidak mungkin dapat disembuhkan dengan pengobatan dibadan fisik, namun pengobatan dibadan halus dapat menyembuhkan penyakit dibadan fisik.
Saya berpendapat bahwa untuk menghidupi badan halus dan juga badan fisik haruslah berasal dari barang-barang natural (alami/organik) sehingga kemampuan kelenjar endokrin, kemampuan berfikir, kekebalan tubuh, umur panjang, empati, kebijaksanaan, kerendahan hati, pencerahan dan lain-lainnya dapat ditingkatkan sehingga kehidupan kita bisa lebih sempurna. Semuanya itu hanya ada secara lengkap pada “tanaman organik”. Oleh karena itu kita jangan setengah hati menerapkan pertanian organik, Apabila kita menginginkan hidup dan kehidupan ini lebih sempurna baik fisik maupun spiritual. karena semua unsur yang menyusunnya tersedia secara lengkap pada tanaman organik.https://linktr.ee/em4
)* Instruktur Pengembangan Sumber Daya Alam dan Staf Ahli PT Songgolangit Persada.