Bali “Blackout” Pengalaman Semalam Tanpa Listrik

0
194
Sejumlah wisatawan mancanegara yang bermalam di Villa IPSA sedang mengikuti latihan yoga yang dipandu guru yoga Gede Ngurah Wididana (GNW).

Oleh: Dr. Wididana )*

Perjalanan saya sore itu menuju Desa Bengkel di Buleleng saya nikmati sambil terkantuk-kantuk, duduk di samping supir yang mengerti dengan kebutuhan fisik saya untuk beristirahat di dalam mobil.

Dia menggenjot kecepatan mobilnya dengan santai menelusuri jalan di daerah Bedugul. Alunan merdu suling Bansuri dari india, membuai tidur saya seperti adik bayi di-ninabobo-kan di pangkuan ibu.

Setelah mobil melaju di ketinggian yang datar, saya tersadar bahwa kami sedang melewati Desa Wanagiri, yang di sana ada toko Indomaret, tempat saya biasa membeli makanan kecil, kopi, atau numpang ke toilet.

Toko itu tampak redup, “mungkin dia sedang menghemat listrik,” pikir saya. Sejenak mata melirik pesan dari grup dan teman, bahwa ada gangguan listrik di seluruh Bali, yang dalam bahasa kerennya disebut “blackout”, dalam bahasa Bali disebut “listrik bangke gede”.

Benar saja, setelah saya hubungi di kantor dan lokasi tempat bisnis saya, semuanya pada merenggut, mereka tidak bisa bekerja memberikan pelayanan, ruangan dan kamar jadi gelap dan panas, internet mogok, alat listrik terpaksa tidur. Lantas, kita mau bilang apa, “men kenkenang men.”

Sampai di Villa, tamu-tamu pada berkumpul di luar, mereka duduk membaca di pinggir kolam, tidak ada yang berenang. Mereka diam membaca buku dan menatap gawai. Benar saja, semakin sore wajah tamu terlihat semakin gelisah, karena listriknya mati total, sedangkan hari semakin gelap, dan kami hanya memiliki lilin, yang siap menerangi gelapnya malam.

Beruntung ada satu unit rumah kecil yang menyala listriknya, mungkin dia mendapatkan saluran listrik dari pembangkit lokal, sehingga dari rumah tersebut dipasang kabel sementara untuk menyalakan lampu di restoran dan di dapur. Selebihnya, di masing masing meja sudah disiapkan lilin untuk menerangi tamu makan malam.

Sampai malam pukul 22:00 Wita listrik masih juga mogok, mereka bergegas tidur di dalam kamar yang gelap. Saya mohon maaf kepada tamu karena ketidak nyamanan mereka. Untung mereka memakluminya. Saya menyarankan, bahwa mereka bisa tidur nyenyak malam ini, karena tanpa listrik dan gangguan internet, dan besok paginya kita bisa berlatih yoga bersama.

Benar saja keesokan paginya mereka bangun lebih awal, dan kami bisa berlatih yoga bersama. Setelah beryoga, sekali lagi saya mohon maaf atas listrik yang ngadat kemarin, dan mereka memakluminya. “Rasanya seperti hari nyepi,” kata mereka.

Malam kemarin adalah malam yang sangat indah, kami makan malam dikelilingi lilin, sepertinya setiap pasangan merayakan ulang tahunnya masing-masing. Dan kami menjadi semakin mesra, menjadi terkesan dengan matinya listrik kemarin.

“Baguslah,” kata saya dalam hati, setiap masalah tergantung dari cara dan sudut pandang kita masing-masing. Hari ini listrik telah menyala lagi, semoga tidak terulang lagi blackout-nya, karena kalau terlalu sering, kita bisa di black list.linktr.ee/pakolescom

)* Dirut PT Karya Pak Oles Group.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini