
PT Songgolangit Persada (SLP) senantiasa mengedukasi para petani di Provinsi Bali tentang penggunaan teknologi Effective Microorganisms 4 (EM4), sebagai upaya menjaga lingkungan yang lestari dan mendukung pertanian berkelanjutan. Edukasi kali ini menyasar para penyuluh pertanian yang bertugas di wilayah Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kintamani Timur, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali.
“Sosialisasi ini merupakan tindak lanjut dari rencana sebelumnya untuk lebih intensif mensosialisasikan teknologi EM terutama untuk petani dan PPL (penyuluh pertanian lapangan) di Kintamani, untuk selanjutnya berusaha memasifkan penggunaan EM4,” kata Kepala Pemasaran PT Songgolangit Persada wilayah Bali, NTB dan NTT, Irkham Rosidi di BPP Kintamani Timur, pada Kamis, 13 Februari 2025.
Acara sosialisasi yang dihadiri oleh 30 penyuluh pertanian ini, juga dihadiri Koordinator BPP Kintamani Timur Sang Ketut Sukarma, Staf Ahli PT Songgolangit Persada I Gusti Ketut Riksa dan Koentjoro Adijanto.
Menurut Irkham Rosidi, pentingnya sosialisasi di Kintamani, karena selain terkenal sebagai daerah pertanian, juga karena banyak masyarakat yang beternak ayam dan sapi, sehingga sangat penting upaya fermentasi limbah kotoran ternak yang tepat. Apalagi, Kintamani sebagai daerah pariwisata, beberapa kali sempat viral terkait adanya serbuan lalat. “Oleh karena itu, perlu untuk lebih intensif untuk menyampaikan pentingnya mengolah kotoran hewan ternak menjadi pupuk organik yang bisa digunakan untuk memupuk tanaman,” ujarnya menambahkan.
Pihaknya berharap dengan sosialisasi yang dilakukan di BPP Kintamani Timur tersebut, maka informasinya dapat diserap dengan baik oleh para PPL, untuk selanjutnya informasi EM4 dapat disebarkan kepada para petani binaan yang meliputi 30 desa.
Sedangkan Staf Ahli PT Songgolangit Persada I Gusti Ketut Riksa didampingi Koentjoro Adijanto dalam kesempatan tersebut memaparkan sejarah teknologi EM hingga manfaat EM4. Diantaranya EM4 berkontribusi dalam menjaga keseimbangan ekosistem, mengurangi bau limbah organik, serta meningkatkan kesehatan tanaman secara alami.
Teknologi Effective Microorganisme (EM) yang ditemukan Prof. Dr. Teruo Higa, guru besar Bidang Hortikultura University of The Ryukyus Okinawa, Jepang tahun 1980, dan tahun 1990 dilanjutkan pengembangannya sebagai pelopor pertanian organik di Indonesia oleh Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr atau yang karib dikenal sebagai Pak Oles.
Koordinator BPP Kintamani Timur, Sang Ketut Sukarma, mengapresiasi positif sosialisasi yang dilaksanakan PT Songgolangit Persada. “Sosialisasi ini sangat bermanfaat, khususnya bagi kami selaku perwakilan BPP dan teman-teman kami di wilayah BPP Kintamani Timur dengan wilayah 30 desa ini,” ucapnya.
Hasil dari sosialisasi tersebut diharapkan selanjutnya dapat digetoktularkan oleh para PPL, baik itu manfaatnya, hingga aplikasinya di lapangan. Secara teknis, para penyuluh tentunya tetap berkolaborasi dengan petani yang memiliki kompetensi tentang itu.
“Menurut kami, EM4 itu sangat bagus sekali, produk yang mengandung mikroorganisme yang baik, sehingga sangat bermanfaat bagi tanaman dan lingkungan. Di samping itu terhadap berbagai aspek lainnya, termasuk pengolahan limbah peternakan dan perikanan,” kata Sukarma.
Manfaat EM4 pun dilontarkan oleh sejumlah PPL yang hadir dalam acara sosialisasi. Seperti halnya yang disampaikan oleh I Dewa Gede Rudiarta, selaku PPL di Desa Kintamani.
“Teknologi EM ini sering saya sosialisasikan, diantaranya diimplementasikan pada pembuatan pupuk organik cair (POC) dari urine sapi di Subak Abian Dukuh Sari, Kintamani. Dalam proses fermentasi POC urine sapi ini menggunakan EM4 sangatlah bagus. POC telah diaplikasikan pada tanaman jeruk. Hasil dari fermentasi dengan fermentor EM4 ini sangat berguna untuk pengembangan dan pelestarian lingkungan yang ada di Kintamani,” ucapnya.
Pandangan senada disampaikan I Putu Sandiawan. Ia yang merupakan PPL di Desa Pinggan juga menyampaikan keuntungan pengaplikasian EM4 pada budi daya pertanian dan peternakan.
“EM4 sudah banyak dikenal di kalangan para petani. EM4 dapat membantu proses pembusukan dari limbah kotoran ternak menjadi bahan organik yang dapat diaplikasikan pada tanaman. Selain itu dapat mengurangi penyakit pathogen pada berbagai tanaman. Untuk itu, mari kita gunakan EM4 untuk kegiatan berbudi daya dalam melestarikan lingkungan,” kata Sandiawan bersemangat.https://linktr.ee/em4