Oleh: Catherine Tesalonika Butarbutar )*
Ingin beternak lele dan menanam sayuran di rumah tapi terkendala lahan sempit? Warga Dusun Nawangan, Desa Sembukan, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Wonogiri, kini punya solusi: budikdamber—budidaya ikan dalam ember.
Konsep ini diperkenalkan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam rangka pemberdayaan masyarakat desa melalui inovasi pangan sederhana namun efektif.
Pada Jumat malam (18/7), para mahasiswa mengadakan sosialisasi budikdamber dan aplikasi Digitani di balai dusun Nawangan. Dhea, salah satu mahasiswa, menjelaskan konsep budikdamber yang menggabungkan akuakultur (budidaya ikan) dan hidroponik (budidaya tanaman) dalam satu sistem. Sementara itu, Fikri, mahasiswa Ilmu Komputer IPB, memperkenalkan aplikasi Digitani sebagai media digital penunjang pertanian dan perikanan.
Meski antusias, warga menyatakan keinginan untuk melihat langsung praktik pembuatan budikdamber. Merespons hal itu, mahasiswa KKN-T IPB segera menyusun agenda demonstrasi pembuatan budikdamber yang digelar pada Sabtu malam (20/7), di balai dusun yang sama.
Dari Ember Bekas Menjadi Sumber Gizi Keluarga. Dalam demo tersebut, Dhea menunjukkan langkah demi langkah pembuatan budikdamber:
1. Ember dilubangi di bagian bawah untuk dipasang keran pembuangan air.
2. Tutup ember dilubangi seukuran gelas plastik yang berfungsi sebagai media tanam kangkung.
3. Gelas plastik diisi media tanam dan dilubangi kecil-kecil agar akar bisa menembus dan menyerap nutrisi.
4. Air bersih dituangkan hingga mencapai dasar gelas, lalu ditambahkan EM4 perikanan untuk menjaga kualitas air.
5. Air didiamkan selama 2 hari sebelum ikan lele dimasukkan.
Selain itu, Dhea menjelaskan perawatan budikdamber, termasuk cara pemberian pakan dengan metode 828 (jam 8 pagi, 2 siang, dan 8 malam) serta pergantian air berkala. Lele bisa dipanen setelah dua bulan pemeliharaan.
Lebih dari Sekadar Inovasi
Kegiatan ini bukan hanya transfer ilmu, tetapi juga upaya mendorong kemandirian pangan di tingkat rumah tangga. Dengan modal minim, warga bisa memenuhi kebutuhan protein dan sayur secara berkelanjutan, bahkan membuka peluang usaha baru.
“Kami senang sekali. Ternyata bisa budidaya lele dan tanam kangkung cukup dari ember. Saya ingin coba di rumah,” ungkap salah satu ibu warga yang hadir dalam demonstrasi.
Melalui budikdamber, mahasiswa KKN-T IPB ingin menunjukkan bahwa inovasi tak harus rumit atau mahal. Dengan pendekatan sederhana dan edukatif, Dusun Nawangan kini selangkah lebih dekat menjadi desa yang mandiri, kreatif, dan berkelanjutan dalam pengelolaan sumber daya lokal.https://linktr.ee/em4
)* Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.