Dirut PT Karya Pak Oles Group saat memeberikan sambutan dalam perayaan HUT Pak Oles Group di International Convention Center, Mall Bali Galeria Badung-Bali.

Oleh: Dr. Wididana )*

Terus terang, saya bukan peramal, apalagi dukun. Saya adalah orang biasa yang mencoba memprediksi, setidaknya mencoba membaca masa depan sebuah bisnis yang sedang saya jalani.

Dalam ilmu kepemimpinan, kemampuan membaca atau memprediksi masa depan adalah lahir dari pengalaman, pergaulan, dan ilmu yang dibaca, dengan mengamati fenomena- fenomena yang ada, sehingga prediksi akan terjadinya sesuatu di masa depan bisa dipikirkan, untuk dihindari jika merugikan, atau ditangkap jika menguntungkan.

Indonesia memiliki warisan budaya jamu, yang diakui oleh UNESCO sebagai warisan tak benda sejak 2003, diwariskan dan dipraktikkan secara turun temurun sejak jaman kerajaan Kutai di Kalimantan, Sriwijaya di Sumatera, Majapahit di Jawa, bahkan lebih lama dari zaman kerajaan.

Yang jelas, sejak manusia di nusantara dari dalam perut ibu, lahir, dewasa, kawin, menyala dan mati, riwayat hidupnya tidak pernah lepas dari rempah dan jamu. Generasi muda sebagai penerus bangsa dan budaya, juga ikut mewarisi dan melanjutkan budaya jamu, dengan mengikuti perubahan jaman, perubahan generasi, perubahan alam dan lingkungan, jamu dan rempah adalah bagian dari hidupnya yang tidak bisa dipisahkan.

Pertumbuhan populasi Indonesia yang meningkat akan membutuhkan pasokan rempah dan jamu yang meningkat pula. Industri jamu dan rempah, harus disiapkan secara matang dan terukur untuk menghadapi kebutuhan pasar yang menuntut kualitas, penampilan dan citra produk, dengan brand yang kuat.

Di sinilah muncul tantangan baru untuk industri jamu, dia harus berkualitas, mudah dikonsumsi, membangun citra, menguntungkan dari segi ekonomi, sosial dan spiritual. Produk-produk dan marketing jamu harus terus berinovasi, berpromosi, dan mengedukasi masyarakat, agar nyambung antara pengetahuan tradisional yang berbasis turun temurun (data empiris) dengan data-data ilmiah berbasis ilmu pengerahuan modern (data klinis).

Perputaran ekonomi berbasis jamu sekitar 2,8 trilyun rupiah perbulan, akan mampu meningkatkan kesejahteraan lahir batin manusia indonesia, dengan memberikan efek samping pembangunan di bidang-bidang lainnya.

Pertanyaannya, apakah potensi pasar jamu akan diisi oleh produk dan investor luar negeri, menjadi tuan tanah yang melongo di kebun sendiri, atau menjadi tuan tanah yang bangga akan hasil tanaman dan produksi kebunnya? Semuanya itu tergantung kita semua, sebagai generasi pewaris jamu, yang hanya omon-omon atau bekerja gigih dan tekun.

Saya melihat, pasar jamu yang tumbuh 7 persen setiap tahun, yang didukung oleh generasi kreatif dan produktif, akan mampu bangkit menjadi negara industri jamu yang kuat dan besar, menjadi penghasil dan pengekspor jamu jadi dan bahan rempah ke seluruh dunia, karena didukung oleh sumber daya alam, tanah yang subur,katulistiwa yang kaya akan hutan tropis dan sinar matahari.

Di titik ini, saya membaca peluang bisnis jamu yang kuat dan berkembang di masa depan, setidaknya untuk 50 tahun ke depan, akan semakin banyak lahir generasi muda jamu yang lebih berkualitas membangun, mengembangkan dan mewarisi budaya jamu untuk kesejahteraan generasinya dan generasi penerusnya. Kita sudah berada dalam jalur yang benar untuk mengembangkan jamu.

)* Direktur Utama PT Karya Pak Oles Group.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini