Polusi Dioksin Semakin Menghawatirkan

0
35
Staf ahli PT Songgolangit Persada, Ir. Ketut Riksa saat menjelaskan tentang pertanian organik terpadu dengan teknologi EM di Iinstitut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA).

Oleh: Ir. I Gusti Ketut Riksa )*

Dioksin adalah hasil pembakaran senyawa diklorobenzena banyak dijumpai pada pembakaran industri rumah tangga, industri besar, pembakaran plastik, pupuk kimia sintetik, pestisida dan herbisida, lebih-lebih pembakaran pemutih kertas, gas buang, pembakaran sampah dengan incinerator yang tidak menggunakan Effektive Microorganisme (EM). Dioksin ini sangat berbahaya bagi kesehatan kita.

Banyak orang tidak begitu peduli dengan pengaruh buruk dioksin dan membakar sampah sembarangan lebih-lebih sampah yang tercampur plastik. Saya mempunyai pengalaman pahit dengan sampah plastik saat saya menjadi kepala dinas pertanian di kabupten Bangli. Saat itu saya mengontrak 1 hehtar tanah tempat untuk membuat percontohan dalam rangka penerapan teknologi EM.

Lokasi itu ahirnya menjadi tempat berkumpulnya para penyuluh pertanian, ditempat itu pula saya mambuat pupuk bokashi kapasitas besar, videonya sering saya putar saat saya memberi ceramah EM di Institut Pengembangan Sumberdaya Alam (IPSA). Saya mengajak keponakan sekeluarga untuk membantu membuat pupuk bokashi dan mengolah tanah, istri dan putra bungsunya yang laki-laki tinggal dikebun tanah kontrakan yang terletak jurusan Bangli-Kintamani bersama orang tuanya sedangkan dua orang anak wanitanya tinggal bersama saya didalam kota Bangli, karena saat itu di desa belum tersedia SMA.

Diawal kontrakan keponakan saya memelihara 6 ekor babon babi dengan maksud anak-anaknya dijual. Mulanya usaha peternakannya berjalan sangat lancar, banyak anak-anak babi berhasil dijualnya. Kehidupannya tak ubahnya sepert PNS karena seekor babon babi mampu beranak setiap 6 bulan. Karena tempatnya setrategis untuk berjualan, mereka membuat usaha sampingan dengan menjual makanan jadi, dimana plastik pembungkusnya dikumpulkan dan setiap malam dibakar, dipakai untuk menghangatkan badan, maklumlah tempat itu hawanya sangat dingin.

Apa yang terjadi akibat pembakaran sampah plastik? Inilah pengalaman yang pahit itu: Mula-mula babon babinya menjadi steril semuanya, karena tidak mampu beranak ahirnya semuanya dijual, putuslah mata pencaharian mereka dibidang peternakan. Kedua, beberapa bulan kemudian suaminya jatuh sakit, dan berobat ke dokter, setelah di biopsi ternyata kena kangker ganas banyak benjolan disekujur tubuhnya, penyakitnya tidak terobati akhirnya keponakan saya meninggal dipangkuan saya.

Ketiga: kedua cucu perempuan yang dulunya semasa sekolah tinggal bersama saya dikota Bangli sudah menikah sekitar 13 tahun yang lalu dan keduanya telah memberikan keturunan. Keempat, sedangkan cucu laki- laki yang dulunya tinggal bersama-sama orang tuanya dikebun, telah menikah sekitar 7 tahun yang lalu belum mampu memberikan keturunan.

Pisik kedua pasangan ini kelihatannya normal-normal saja; mungkin juga ikut terkena pengaruh dioksin dimasa kecilnya sehingga sampai sekarang dia belum dikaruniai keturunan, literatur mengatakan dioksin dapat menggangu masalah reproduksi, menggangu kerja hormon dan menyebabkan steril dan kanker, namun cucu laki-laki saya ini tidak ada gejala kanker, hanya saja tidak mampu memberikan keturunan.

Informasi ini sering saya dengar dari Prof. DR. Teruo Higa penemu EM dari Jepang dan sering pula saya sampaikan kepada keponakan setiap saya berkunjung kekebun, nampaknya tidak pernah digubris, inilah yang sangat menjengkelkan menjadikan saya kesal bercampur kecewa karenanya, lebih-lebih saya merasa kehilangan keponakan. Video pembuatan pupuk organik ini (bokahi kotaku) bersama keponakan sering saya putar di IPSA. Ketahuilah bahwa dioksin bersama polutan lainnya dapat dieleminir oleh antioksidan yang dibuat oleh mikroba EM. Mudah-mudahan informasi ini berguna   buat teman-teman sekalian.https://linktr.ee/em4

)* Staf ahli PT Songgolangit Persada & Instrukutr IPSA.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini