Limbah organik rumah tangga yang terdiri dari bahan mudah terurai seperti sisa sayur, kulit buah, nasi, dan daun kering sering dianggap sebagai sampah yang tidak berguna. Namun, dengan penanganan yang tepat, limbah tersebut dapat diubah menjadi pupuk organik yang sangat bermanfaat bagi tanaman dan lingkungan.
Manajer Pak Oles Green School (POGS), Koentjoro Adijanto yang berlokasi di Jalan Waribang, Kesiman, Denpasar Timur mengatakan salah satu metode yang efektif dan mudah diterapkan dalam membuat pupuk organik padat maupun cair adalah dengan menggunakan bioaktivator EM4 (Effective Microorganisms 4).
“EM4 merupakan kultur campuran mikroorganisme menguntungkan yang mampu mempercepat proses dekomposisi bahan organik menjadi pupuk. Proses pembuatan pupuk organik dengan EM4 juga sangat mudah diadaptasi untuk skala rumah tangga maupun komunitas,” ujar pria yang akrab disapa Yoyok.
Ia mencontohkan, pertama, limbah organik dipotong kecil-kecil agar lebih mudah terurai. Kemudian, limbah dimasukkan ke dalam wadah yang sudah dilengkapi saringan di bagian bawah untuk memisahkan cairan dan padatan. Selanjutnya, larutkan EM4 dengan gula atau molase dan air, bila perlu tambahkan dedak fermentasi lalu siramkan ke atas limbah organik.
“Setelah itu, wadah ditutup rapat dan didiamkan selama 7-14 hari untuk proses fermentasi, tergantung volume dan jenis limbahnya. Selama masa fermentasi, mikroorganisme dalam EM4 bekerja aktif mengurai limbah organik menjadi pupuk organik cair (POC) dan kompos padat,” jelasnya.
Pupuk cair yang dihasilkan dapat langsung digunakan untuk menyiram tanaman, sedangkan sisa padatan yang telah hancur dapat dijadikan kompos padat yang siap diaplikasikan ke media tanam.
“Proses ini tidak hanya menghasilkan pupuk yang kaya unsur hara seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, tetapi juga membantu memperbaiki struktur dan tekstur tanah, sehingga tanaman tumbuh lebih subur,” ujar Yoyok yang juga merupakan staf PT Songgolangit Persada (produsen pupuk hayati EM4).https://linktr.ee/em4