Hidup itu ibarat main catur. Ia sama dengan usaha bisnis, harus terencana dengan baik, walaupun tujuannya jelas, ingin menang atau ingin untung. Jika tanpa rencana yang matang, maka tahapan yang harus dilalui jadi kacau, terhambat atau blunder.
“Masuk ke sekolah formal dari Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama dan atas (SMP, SMA) sampai universitas adalah sesuai rencana dari orang tua, keluarga atau diri sendiri,” kata Direktur Utama PT Karya Pak Oles Tokcer, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr.
Demikian juga dengan bekerja, berlatih dan belajar, hasilnya tergantung perencanaan. Rencana bisnis disebut business plan, yang diajarkan secara teori di sekolah ekonomi atau bisnis.
Praktik bisnis diterapkan sesuai atau berdasarkan teori bisnis, yakni prinsip logika, hati-hati, nilai jual, permintaan, penawaran, harga, tempat, promosi, dll. Bisnis itu terlihat simpel, namun di dalamnya penuh kerumitan dan banyak faktor yang berpengaruh, termasuk emosi, stamina, dan kondisi sosial-politik.
Pria yang akrab disapa Pak Oles menjelaskan, demikian juga bermain catur, harus terencana dan hati- hati, bukan sekedar bertahan dan santai, karena setiap langkah yang dilakukan dan harus dilakukan bisa mengundang kesalahan dan kekalahan.
Bahkan kesalahan kecil, atau masuk ke dalam perangkap lawan, karena umpan kecil atau umpan besar, bisa membikin sakit kepala, karena mengambil jalan yang salah, tanpa rencana yang baik dan tepat.
“Walaupun modal besar dalam bisnis, tanpa rencana yang tepat, modal akan cepat habis. Meskipun modal pas-pasan, dengan rencana yang tepat, bisnis bisa bertambah dan untung besar. Tanpa rencana yang baik, segalanya mudah ambyar,” ujar Alumnus Program Pasca Sarjana (S-2) Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang (1987-1990).linktr.ee/pakolescom