Siswa SMPN 6 Abang saat belajar membuat pupuk organik cair dan padat di P4S Baja Tani Karangsem.

Berangkat dari keprihatinan melihat kondisi pertanian khususnya di Kabupaten Karangasem yang semestinya bisa dilakukan perbaikan lebih baik lagi, I Ketut Semadiyasa, S.Sos mendirikan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Baja Tani berlokasi di Desa Ababi, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem.

Persoalan-persoalan yang dimaksud Semadiyasa yaitu pertanian yang masih dengan sistem konvensional, kemudian usia petani yang sudah tidak muda lagi. “Petaninya sudah pada lanjut usia, saya mendirikan P4S dengan satu sasaran yaitu petani itu wajib diregenerasi. Kalau hari ini rata-rata usia petani 60-65 kita bisa bayangkan 15 tahun kedepan mereka sudah tidak produktif lagi,” ujar pria humoris tersebut.

Suami Ni Luh Sutiari, S.Pd menjelaskan, jika tidak dilakukan regenerasi maka alih fungsi lahan akan terbuka lebar. Yang menjadi persoalan siapa yang akan melanjutkan kegiatan mereka? “Misalkan pemerintah terus menggenjot/mengarahkan petani milenial tetapi sesuatu yang memang saya sendiri agak khawatir, dimana gabah yang harganya murah, pupuk semakin langka dan anak-anak muda ini didorong untuk bertani dengan sistim konvensional seperti itu ya tidak bisa karena ini harus dihadapkan kepada teknologi, smart farming dan sebagainya,” jelas Semadiyasa.

Sosok ayah dua orang anak ini mengungkapkan, ia rutin mengedukasi petani dan generasi muda sambil meregenerasi. “P4S Petani Keren Baja Tani sudah banyak membina petani, saat ini ada 18 kelompok tani dan juga beberapa SMP antara lain SMP 1 Abang, SMP 6 Abang dan beberapa SMA yang memang disekolah mereka itu ada program Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan kami sering diunadang untuk melakukan edukasi,” ujar Semadiyasa saat ditemui tim Youtube EM Indonesia Official.

P4S Baja Tani secara perlahan mencoba mengarahkan petani dan generasi muda dari membina fisik dan mental sembari mengarahkan dan mengusahakan mengakses dana/bantuan dari pemerintah terkait dengan modernisasi pertanian. “Kegiatan P4S di Baja Tani terhadap tanaman semua organik. Jadi kami tidak menerapkan kimia,” ujarnya.

P4S Baja Tani yang menerapkan konsep sistem pertanian dengan memanfaatkan keterkaitan antara tanaman perkebunan/hortikultura, ternak dan perikanan atau Integrated Farming dilahan seluas satu hektar tersebut didirikan tahun 2018 atau enam tahun silam.

Semadiyasa mengungkapkan, salah satu kekeliruan yang cukup besar dan mendasar yang dilakukan oleh petani selama ini adalah tidak dipahaminya tentang apa itu pupuk organik yang bisa dibuat sendiri dengan memanfaatkan limbah organik sekitar baik pupuk organik padat maupun pupuk organik cair. “Selama ini petani memupuk tanaman dengan kotoran hewan secara langsung jadi hasilnya tidak maksimal,” ujarnya.

Melihat hal tersebut, P4S Baja Tani secara rutin dan berkesinambungan melakukan sosialisasi memberi pemahaman sekaligus praktek membuat pupuk organik bokashi menggunakan bioaktivator EM4. “Produk EM4 sangat baik selain mudah dipergunakan, gampang didapat dengan harga terjangkau dan hasilnya yang berkelanjutan,” jelasnya kepada tim Youtube EM Indonesia Official.

“Dan ini sudah dilakukan oleh mereka, dengan cara seperti ini mereka jadi paham, itu salah satu tujuan kami, mengedukasi petani, meregenerasi petani sehingga bisa memanfaatkan lahan tidur atau tidak produktif menjadi berguna dengan berbudidaya bermacam-macam komoditas tentunya tidak boleh lepas dengan penerapan secara organik menggunakan pupuk yang dibuat sendiri menggunakan EM4,” tegasnya.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini