Dr. Wididana: Nada Merdu Sejukkan Suasana Hati

0
143
Gede Ngurah Wididana (depan tengah) saat melatih yoga di yoga room, Jalan Yangbatu, Denpasar.

Direktur Utama PT Karya Pak Oles Grup, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr yang juga Instruktur yoga internasional menilai, nada atau suara merdu sangat berpengaruh dalam menyejukkan terhadap suasana hati, seperti misalnya suara angin, air, suara seruling maupun musik dan sebagainya yang mampu menciptakan hidup sehat .

“Zaman dulu sengaja menciptakan mantra, mengucapkan mantra secara berulang-ulang, dengan nada yang sama, nada yang bagus kita menjadi tenang, kalau nadanya tidak bagus menjadi tidak tenang,” tutur Dr. Wididana yang juga penggagas dan pencipta yoga Keseimbangan dan Keberanian (Sembrani) ketika melatih yoga kepada karyawan/ti di Yoga Room Jalan Letda Kajeng , Yangbatu Kangin Denpasar.

Ia mengatakan, sebaliknya suara mobil yang keras justru bisa merusak kesehatan, maupun polusi, suara mesin atau suara bergetar yang keras secara terus menerus tidak bagus, bahkan sangat mengganggu kesehatan.

“Sebaliknya suara zikir maupun kumpulan mantra-mantra meditasi dengan nada yang menyejukkan hati menjadi tenang, rileks, tidur lebih nyenyak dan tenang. Bahkan mampu memunculkan gagasan-gagasan baru yang cemerlang dan kreatif,” tutur Dr. Wididana.
Ia menilai, suara yang menoton atau yang berulang-ulang dapat menenangkan suasana hati, tidur menjadi lebih tenang, sebaliknya hati yang tidak rileks, mudah stres atau hancur.

Oleh sebab itu pentingnya menghibur hati agar tenang dengan mendengarkan kumpulan mantra-mantra, suara piano yang merdu dan gitar akustik yang sangat bagus untuk suara hati.

“Sekarang sudah ada media youtube untuk mencari nada-nada seperti suara seruling sambil melakukan kegiatan olahraga, jadi dengan teknologi suara-suara itu bisa dibuat murah, pakai youtube, pakai ampli atau spiker untuk kegiatan meditasi sehingga biayanya lebih murah,” kata Pak Oles yang lebih mengintensifkan kegiatan yoga dikalangan karyawan sejak setahun terakhir.

Ia menilai, melenturkan badan dengan sikap-sikap asana, duduk tenang saja bersila sudah rileks, atau suka ashana atau hapy, karena dalam yoga itu ada rileks, ada regang, yaitu stracing, kemudian ada lagi mampetkan misalnya badan ditarik regangkan dan turun.

“Mampetkan, kalau kita menunduk semacam bahu itu kita meregangkan, pada saat kita kembali ke atas kita memampetkan, kemudian ada twist, otot tulang belakang dengan cara memutar ke samping ke kanan dan ke kiri. Ada lagi paha sendi-sendi peluru diangkat ke samping kanan dan kiri diputar, leher sendi putar, pinggul putar, karena lama-lama tubuh kita tidak dilatih itu menjadi kaku,” katanya.

Hal itu karena tidak ada tanta, ruang antar itu tidak ada mampat, terlalu mepet, kalau seluruh tubuh, kita tahunya di persendian, tapi kan di dalamnya banyak antar sel ada tendon, ada daging, ada otot, itu yang mengitari membungkus tulang-tulang kering dan tulang paha adalah tendon.

“kalau mampat pasti tidak bisa cium lutut, tulang antar tulang belakang harus ada rongga, ada jarak agar tidak stak sama dengan tubuh kita perlu diregangkan agar tidak sakit, dan teknik meregangkan ini dengan yoga atau qigong,”ujarnya.linktr.ee/pakolescom

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini