Membuat pupuk organik dari limbah rumah tangga menggunakan bioaktivator EM4.

Pertanian organik berbasis teknologi Effective Microorganisms (EM) mulai diminati masyarakat luas sejak pandemi Covid-19 digeluti kalangan rumah tangga, yakni mulai menggunakan limbah dapur organik, yang didaur ulang untuk pupuk ramah lingkungan.

“Secara sederhana, limbah rumah tangga dipisahkan menurut jenisnya, organik dan non organik. Limbah non organik seperti plastik, karet, besi, kaca, dan lain-lain, dikumpulkan untuk didaur ulang oleh pengelola limbah non organik (pemulung, pengepul limbah non organik), kemudian diproses daur ulang,” tutur Direktur Utama PT Songgolangit Persada, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr.

Ia mengatakan, limbah organik, seperti daun, sisa sayur-mayur/buah, sisa makanan lainnya dikumpulkan untuk pupuk, diolah di tempat pembuangan limbah organik menjadi pupuk. Limbah sisa makanan, dalam skala kecil bisa langsung dikasih makan ayam kampung dan ternak/babi.

Dalam skala yang lebih besar, limbah sisa makanan bisa dikumpulkan secara berkelompok (RT /RW, desa, restoran) untuk makanan ternak oleh koperasi maupun usaha kecil. Dengan cara mendaur ulang limbah sisa makanan untuk makanan ternak, ayam, babi, bebek, sehingga mampu memberikan bermanfaat untuk peternakan dan mengurangi pembuangan limbah.

Demikian pula limbah air cucian beras bisa dikumpulkan dan diproses/fermentasi setiap hari untuk pupuk organik dengan menggunakan Effective Microorganisms (EM) yang ditampung dalam wadah botol/jirigen bertutup kedap.

Fermentasi limbah air beras dilakukan dengan menambah gula/molas, EM dengan perbandingan: setiap liter air cucian beras ditambah dengan 50 ml EM dan 50 ml molase, kemudian dikocok dan ditutup rapat.

Dr. Wididana yang juga pakar dan pelopor pertanian organik itu menambahkan, setelah satu minggu difermentasi dalam wadah tertutup, limbah air cucian beras sangat bagus untuk pupuk organik, dengan melarutkannya ke dalam air, dengan perbandingan satu liter fermentasi air cucian beras dilarutkan ke dalam 100 liter air, kemudian disiramkan ke tanah/pot tanaman, atau disemprotkan ke daun tanaman.

Metode sederhana ini sangat berguna untuk memulai pertanian organik dari rumah tangga untuk menghasilkan bahan pangan yang sehat untuk keluarga sehingga mampu menghemat biaya pengeluaran dapur tutur Dr. Wididana.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini