Ngakan Rayawan sedang menaburkan Trichoderma setelah diberi pupuk Bokashi Kotaku untuk menanggulangi Jamur Akar Putih pada tanaman cengkeh.

Jamur Akar Putih (JAP) yang merupakan salah satu Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) pada tanaman cengkeh membuat sebagian besar petani di Kabupaten Buleleng cemas dengan produktivitas dan produksi cengkeh akan terus menurun.

Selain Jamur Akar Putih (JAP) yang menjadi penyebab utama menyerang tanaman cengkeh juga ada Cacar Daun Cengkeh, Kumbang Bunga Cengkeh, Penggerek Batang Cengkeh hingga Bakteri Pembuluh Kayu Cengkeh.

Adapun ciri gejala serangan JAP yang disebabkan oleh Rigidoporus Lignosus antara lain daun tampak kusam, kurang mengkilat, daun melengkung ke bawah berbentuk perahu, pada tanaman dewasa daun gugur diikuti dengan matinya ranting yang menyebabkan tanaman mempunyai mahkota yang jarang.

Tanaman yang sakit kadang-kadang membentuk bunga dan buah sebelum masanya. selanjutnya pada stadia lanjut akar membusuk sehingga pohon menjadi tumbang dan sangat merugikan bagi petani apalagi pohon tersebut sudah berusia belasan tahun yang lagi produktifnya.

Ngakan Rayawan (33), salah seorang pekerja yang merawat kebun cengkeh milik Gde Sumarjaya Linggih yang merupakan anggota DPR RI di Dusun Batu Ngadeg, Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng merasa cemas dengan sejumlah tanaman cengkeh yang mulai diserang Jamur Akar Putih.

Pria yang biasa disapa Ajik merawat sebanyak 350 pohon cengkeh di atas lahan seluas 2,5 hektar. “Sudah ada sekitar sepuluh pohon cengkeh yang diserang JAP, mengakibatkan daunnya menjadi layu, sebagian ranting mulai mati dan akar juga sudah mulai kering,” ujar Ajik saat menerima kunjungan dari tim youtube EM Indosesia Official yang dipimpin Irkham Rosidi, Kepala Pemasaran PT Songgolangit Persada, Cabang Bali.

Untuk mengantisifasi agar serangan Jamur Akar Putih tidak meluas, Irkham Rosidi menyarankan melakukan pengendalian menggunakan Pupuk Bokashi Kotaku dipadukan dengan Metabolit Sekunder (MS) Trichoderma sp yang selama ini telah diterapkan sejumlah petani cengkeh dalam menanggulangi serangan JAP.

“Untuk tanaman cengkeh yang sudah kena serangan JAP, kita obati dengan Pupuk Bokashi Kotaku dan Trichoderma. Dosisnya, untuk satu pohon yang berusia di atas 20 tahun biasanya perlu 40 kg /perpohon. Untuk tanaman yang baru diserang kita gunakan pakai 20 kg pupuk Bokashi dan 4 kg Trichoderma.

Langkah awal lakukan penggalian dekat akar tanaman cengkeh sedalam 10 cm keliling, selanjutnya taburkan pupuk Bokashi, diatasnya langsung tebar Trichoderma lalu tutup dengan tanah dan disiram menggunakan air. Kemudian diatasnya tutup dengan serasah atau dedauan yang ada disekitar untuk menjaga kelembaban supaya jamur cepat tumbuh.

“Setelah satu minggu bisa kembali dicek untuk melihat apakah jamur Trichoderma sudah berkembang atau belum. Ciri jamur Trichoderma berkembang akan tumbuh seperti jamur berwaran kehijauan,” ujarnya.

Ngakan Rayawan didampingi istri Wayan Regi dengan cekatan melakukan penanggulangan pada sejumlah pohon cengkeh peliharanya yang sudah muali diserang Jamur Akar Putih menggunakan pupuk Bokashi Kotaku dipadukan Trichoderma.

“Memang penyakit Jamur Akar Putih sangat merisaukan karena membuat cengkeh mati, selain itu juga ada Penggerek Batang Cengkeh. Saya sangat senang karena dapat solusi untuk menanggulangi JAP agar tidak meluas,” ujar sosok ayah yang telah dikaruniai dua orang anak ini.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini