Pertanian Organik Mulai Rumah Tangga Mantapkan Ketahanan Pangan

0
160
Tanaman terong tumbuh subur dan berbuah berkat pupuk bokashi aplikasi EM4 di kebun percontohan TPS Catur Kwero Pecatu, Badung.

Oleh: Ketut Sutika

Lahan perumahan di perkotaan umumnya tidak begitu luas,namun bisa disiasati untuk mengembangkan pertanian organik di lahan sempit dengan menggunakan media pot, ember dan barang bekas lainnya guna  mengembangkan berbagai jenis tanaman hortikultura kebutuhan dapur sehari-hari.

Dengan menggunakan media tanah dan pupuk organik dapat menanam tanaman herbal seperti gencarum, seledri, sereh, pandan harum, cabai dan sayur mayur, disamping tanaman berbagai jenis bunga-bungaan yang dapat memberikan keindahan, keasrian serta memenuhi keperluan bunga untuk sembahyang.

Semua anggota keluarga ikut bertanggung jawab untuk merawat, memelihara dan mengembangkan pertanian perkotaan untuk mendukung ketahanan pangan, sekaligus menjadikan tempat pemukiman yang hijau, asri, indah, lestari dan bersih.

“Pertanian organik dimulai dari masing-masing rumah tangga memanfaatkan limbah dapur organik, yang didaur ulang menjadi pupuk organik, sehingga hemat dan memberikan manfaat,” tutur Pakar dan Pelopor Pertanian Organik Indonesia, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr.

Sosok pria enerjik yang juga Direktur Utama PT Songgolangit Persada  itu menekankan, limbah rumah tangga secara  sederhana dipisahkan sesuai jenisnya, organik dan non organik. Limbah non organik seperti botol plastik, karet, besi, kaca, dan lain-lain dikumpulkan untuk didaur ulang oleh bank sampah atau pengelola limbah  untuk diproses daur ulang.

Sementara limbah organik, seperti daun, sisa sayur, buah-buahan dan sisa makanan lainnya dikumpulkan, untuk pupuk, diolah di tempat pembuangan limbah organik untuk pupuk dan limbah sisa makanan, dalam skala kecil bisa langsung untuk  makanan ayam kampung.

Dalam skala yang lebih besar, limbah sisa makanan bisa dikumpulkan secara berkelompok  untuk makanan ternak melalui koperasi maupun usaha kecil. Dengan cara mendaur ulang limbah sisa makanan untuk makanan ternak, ayam, dan bebek.

Demikian pula limbah air cucian beras juga ditampung dalam satu tempat untuk difermentasi setiap hari untuk pupuk organik dengan sentuhan Effective Microorganisme (EM4)  yang ditampung dalam wadah  jirigen bertutup kedap. Fermentasi limbah air beras dilakukan dengan menambah gula/molas, EM dengan perbandingan setiap liter air cucian beras ditambah dengan 50 ml EM dan 50 ml molas, kemudian dikocok dan ditutup rapat.

Setelah satu minggu difermentasi dalam wadah tertutup, limbah air cucian beras sangat bagus untuk pupuk organik, dengan melarutkannya ke dalam air,  perbandingan satu liter fermentasi air cucian beras dilarutkan ke dalam 100 liter air, kemudian disiramkan ke tanah atau pot tanaman, maupun disemprotkan ke daun tanaman. Metode yang mudah dan sederhana ini sangat berguna untuk memulai pertanian organik dari rumah tangga masing-masing yang dapat memberikan banyak manfaat.

Relaksasi dan Lingkungan

Dr. Wididana, alumnus Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang itu menilai,  pertanian perkotaan (urban farming) adalah pertanian yang dilakukan di daerah perkotaan oleh masyarakat kota yang memiliki potensi mengembangkan pertanian organik, walaupun dalam skala yang terbatas.

Pertanian dengan niat dan usaha yang dilakukan dengan kesenangan (hobi) di lahan sempit akan mampu  memberikan kontribusi terhadap ketersediaan pangan, misalnya untuk sayur-mayur, tanaman bumbu-bumbuan dan kebutuhan dapur sehari-hari lainnya.

Pertanian perkotaan yang semuanya dilakukan dengan menanam tanaman di dalam pot atau di pekarangan sempit, akan memberikan hasil panen yang cukup untuk kebutuhan sayur atau  makanan di saat mendesak.

Tanaman bunga-bungaan juga bermanfaat untuk memberikan keindahan dan menyediakan bunga untuk kebutuhan sembahyang di keluarga.  Demikian pula tanaman pisang memberikan daun untuk membungkus makanan saat membungkus masakan yang dikukus, bunga pisang dan anakan pisang yang muda bisa digunakan untuk sayur.

Pertanian perkotaan harus  digerakkan menjadi suatu gerakan masyarakat untuk mendukung ketahanan pangan masyarakat kota dan  memberikan kontribusi terhadap kelestarian lingkungan, tanah, udara dan air kota menjadi lebih bersih.

Melalui aktivitas pertanian perkotaan bisa dijalin komunikasi antara penggemar pertanian perkotaan dengan membentuk komunitas, sehingga bisa melakukan tukar menukar informasi, produk dan terjalinnya komunikasi antar anggota komunitas. Komunikasi antar tetangga juga bisa menjadi semakin erat karena persamaan hobi dan minat dalam mengembangkan pertanian perkotaan.

Desa Sidakarya Terapkan

Direktur Badan Usaha Milik Desa (Bundes) Desa Sidakarya, Denpasar Selatan, Wayan Tirtayasa  yang  mendapat kepercayaan mengelola Tempat Penampungan Sampah Reuse, Reduce, Recycle (TPS3R) Bumi Sudha Lestari Desa Sidakarya telah membantu masyarakat pupuk hayati EM4 satu liter dan alat pengemasan pupuk organik (kompos beck) kepada masing-masing rumah tangga pelanggan sampah.

Penduduk Desa Sidakarya yang tersebar di 12 dusun lebih dari 10.000 kepala keluarga (KK), namun pengguna pelanggan sampah di semua dusun baru  tercatat 4.850 KK.

Baru separuh penduduk Desa Sidakarya  menjadi  pelanggan pengguna sampah sekaligus diedukasi untuk memilah sampah dan mengolah sampah organik menjadi pupuk organik di tingkat rumah tangga.

Separuh sisanya akan terus diedikasi oleh tim terpadu Pemerintahan Desa Sidakarya, dengan harapan mampu menumbuhkan kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan yang bersih, hijau dan lestari.

Ketika ditanya kenapa memilih teknologi EM untuk memfermentasi sampah organik rumah tangga menjadi pupuk organik, Wayan Tirtayasa menjelaskan, EM adalah teknologi yang mudah, murah, hemat energi, ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Sebelumnya juga telah memperoleh informasi  tentang teknologi dari Jepang itu dari teman-teman di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Denpasar, bahwa produk EM sangat baik kualitasnya untuk misi kelestarian lingkungan.

Terkait sampah organik hasil fermentasi  sentuhan  EM yang dihasilkan oleh masing-msing rumah tangga diarahkan untuk memenuhi kebutuhan sendiri dalam mengintensifkan pengembangan pertanian organik di Kota Denpasar. Jika ada rumah tangga yang mampu memproduksi pupuk organik melebihi kebutuhannya sendiri, maka  TPS3R melalui Bundes siap membeli dengan harga yang menggiurkan untuk dijual kembali kepada mitra kerjanya.

PTS3R Desa Sidakarya mengelola sampah berbasis sumber  rumah tangga yakni masyarakat dididik dan dilatih  melakukan  pemilahan sampah  sejak awal dan sampah organik langsung difermentasi dengan EM  menjadi pupuk ramah lingkungan.

Sedangkan sampah anorganik dikumpulkan untuk memberikan nilai ekonomis, karena Pemerintah Desa Sidakarya telah mengintensif  program bank sampah sehinga  sampah anorganik bisa menghasikan rupiah.

Manfaat dan keuntungan bagi masyarakat dengan adanya TPS3R  Desa Sidakarya  telah dirasakan oleh masyarakat luas yakni mengolah sampah menjadi pupuk organi sekaligus mendukung pengembangan pertanian organik di Kota Denpasar,  serta dapat lebih  memantapkan ketersediaan pangan di masing-masing rumah tangga.

Dengan adanya pemilahan sampah di tingkat rumah tangga baik sampah organik maupun sampah anorganik, berarti sampah dari masing-masing rumah tangga yang diangkut ke depo revitalisasi TPS3R adalah hanya residu.

Dengan demikian masalah sampah diharapkan dapat diatasi dalam lingkungan wilayah masing-masing, tidak seperti selama ini masalah sampah  belum  dapat ditangani secara tuntas, hanya memindahkan masalah dari satu tempat ke tempat lain tutur Wayan Tirtayasa.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini