Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr, dalam Kuliah Umum Revolusi Pertanian Organik yang diselenggarakan Fakultas Pertanian Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda secara daring melalui Zoom.
Fakultas Pertanian Universitas Widya Gama Mahakam (UWGM) Samarinda menggelar Kuliah Umum bertajuk “Revolusi Pertanian Organik” melalui Zoom. Menghadirkan Direktur Utama PT Songgolangit Persada (SLP) sekaligus founder EM4, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr, kegiatan ini mengupas pemanfaatan teknologi Effective Microorganisms (EM) sebagai solusi pengolahan limbah organik.
Dalam pemaparannya, Dr. Wididana menjelaskan bahwa teknologi EM mampu menjinakkan berbagai racun yang terdapat pada limbah. Proses daur ulang ini memungkinkan senyawa berbahaya seperti gas H₂S dan zat berbau tajam untuk dinetralisir sehingga aman bagi lingkungan maupun tanaman.
“Limbah itu didaur ulang, dire­sikle. Racunnya bisa diserap, dijinakkan, sehingga tidak lagi merusak perakaran tanaman,” jelas alumnus University of the Ryukyus, Okinawa, Jepang tersebut.
Limbah Rumah Tangga hingga Pertanian Bisa Jadi Pupuk
Menurut Dr. Wididana, limbah organik yang dipilah kemudian dicacah (copper) dan difermentasi menggunakan bioaktivator EM4 dapat menghasilkan dua jenis pupuk: pupuk cair dan pupuk padat.
“Fermentasi itu bisa dua tahap. Yang pertama menghasilkan pupuk cair, dan yang kedua menghasilkan pupuk padat, yaitu bokashi kotaku,” ujarnya.
Selain pupuk, EM juga dapat dimanfaatkan untuk fermentasi tanaman obat seperti pepaya, kencur, lengkuas, jahe, dan kunyit untuk menghasilkan pestisida nabati.
Ia juga menyoroti perkembangan eco-enzyme dari fermentasi limbah buah dan sayuran menggunakan EM. Mikroorganisme seperti Saccharomyces, Lactobacillus, dan photosynthetic bacteria berperan mengubah limbah menjadi pupuk organik berkualitas tinggi.
Efektif untuk Peternakan dan Perikanan
Teknologi EM juga diaplikasikan di dunia peternakan, baik dengan cara dicampur ke dalam minuman, pakan, maupun disemprotkan ke kandang.
“Hewan berkaki empat bisa dimandikan dengan air yang dicampur EM. Kotoran ternaknya pun bisa langsung difermentasi dalam karung menjadi pupuk,” terangnya.
Dalam bidang perikanan, EM disemprotkan pada pakan serta diaplikasikan saat pengolahan dasar tambak. Pembuatan EM aktif dilakukan dengan perbandingan 1:1:18 (EM4 : molase : air).
“Penggunaan EM sangat masif di tambak. Ini dapat menekan stres ikan dan udang, serta menetralkan polusi di dasar tambak,” tegasnya.
Mengatasi Limbah Toilet hingga Limbah Dapur
Aplikasi EM juga terbukti efektif dalam pengolahan limbah toilet. EM dapat langsung dikocorkan ke toilet atau septic tank saat pembersihan maupun setelah pengurasan.
Pada limbah dapur, air cucian beras dapat difermentasi bersama gula dan EM untuk menghasilkan pupuk cair atau pestisida alami.
“Limbah organik dipilih, dipotong, dicacah dengan chopper, difermentasi dengan EM, kemudian dikemas dan dipasarkan atau diaplikasikan ke pertanian, perkebunan, hingga pertamanan,” jelasnya.

Kuliah Umum ini diharapkan mampu meningkatkan wawasan mahasiswa dan masyarakat tentang pentingnya teknologi pengolahan limbah organik, sekaligus mendorong penerapan pertanian berkelanjutan di Indonesia.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini