Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr Direktur Utama PT. Karya Pak Oles Group

Meminta maaf merupakan langkah penting untuk memperbaiki hubungan yang retak akibat kesalahan, namun masih banyak orang yang enggan melakukannya dengan tulus. Hal itu disampaikan Direktur Utama PT Karya Pak Oles Group, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr., dalam sebuah pernyataannya mengenai pentingnya ketulusan dalam memohon maaf.

Menurutnya, meminta maaf membutuhkan keberanian untuk merendahkan hati dan melepaskan ego. Tanpa ketulusan, kata maaf hanya menjadi formalitas yang tidak memperbaiki hubungan.

“Melakukan minta maaf memerlukan usaha membuang ego, merendahkan hati, sehingga muncul ketulusan hati untuk minta maaf, dan berjanji tidak mengulangi kesalahan yang sama,” ujarnya.

Masih Banyak yang Enggan atau Asal-Asalan Meminta Maaf

Pria yang karib disapa Pak Oles mengungkapkan bahwa tak sedikit orang yang berat mengucapkan maaf, atau mengatakannya tanpa kesungguhan hati. Ada pula yang mudah meminta maaf, namun tetap mengulangi kesalahan yang sama berulang kali.

“Ego yang tinggi dan rasa malu meminta maaf merupakan bentuk kesombongan,” tambahnya. Ia menyoroti perilaku sebagian orang yang justru enggan meminta maaf kepada pihak yang dianggap lebih kecil atau kurang berkuasa, seperti tukang parkir, petugas kebersihan, atau anggota keluarga.

Meremehkan Kesalahan Bisa Rusak Hubungan

Menurutnya, kebiasaan menyepelekan kesalahan, seperti tidak menepati janji, menunda pembayaran utang, atau meremehkan permintaan maaf, dapat memicu kebuntuan komunikasi dan merusak hubungan antarindividu.

“Jika kesalahan tersebut sering dilakukan, bisa mengakibatkan hubungan terputus,” tegasnya.

Ia juga menyinggung perilaku kelompok tertentu seperti pemabuk, penjudi, atau pengguna narkoba yang kerap mudah mengatakan maaf, namun kembali mengulangi kesalahan yang sama seolah-olah ada “urat otomatis” yang mendorongnya.

Meminta Maaf dan Memberi Maaf Sama-Sama Membutuhkan Hati

Pak Oles menjelaskan bahwa meminta maaf membutuhkan kerendahan hati, sementara memaafkan memerlukan kebesaran hati. Keduanya penting untuk menjaga kesehatan hubungan sosial.

Ia mengingatkan agar seseorang tidak membiarkan kesalahan menumpuk tanpa kejelasan, karena kebiasaan menunda atau mengabaikan permintaan maaf dapat mengeraskan hati dan membuat seseorang tidak mampu membedakan mana yang benar dan salah.

Biasakan Mengucapkan Maaf dengan Tulus

Di akhir pesannya, ia mengajak masyarakat untuk membiasakan diri mengucapkan maaf dengan lembut dan tulus.

“Dengan begitu, teman, keluarga, dan orang yang anda kenal menjadi semakin hormat karena anda menghormatinya. Inilah kekuatan minta maaf, yang sering diabaikan,” ujar Pak Oles.linktr.ee/pakolescom

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini