
Penggunaan produk Effective Microorganisms 4 (EM4) yang diproduksi PT Songgolangit Persada (SLP) telah dirasakan manfaatnya oleh para petani dan peternak di berbagai daerah di Indonesia, juga mendapat pengakuan dari Ir Etty Hesthiani, M.Si, akademisi dari Universitas Nasional.
“EM4 ini bagus sekali untuk mendukung pertanian organik dan pertanian berkelanjutan, serta memang pelopor mikroorganisme efektif yang sangat penting untuk menjaga kelestarian lingkungan,” kata Etty saat menjadi narasumber dalam Konferensi Pertanian Internasional di Denpasar, belum lama ini.
Konferensi pertanian internasional yang digelar oleh Association of Indonesian Privat Higher Education in Agricultural Sciences (Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Bidang Ilmu Pertanian) ini menghadirkan sejumlah pembicara yang merupakan peneliti dari universitas di Tanah Air dan mancanegara (Jepang, Filipina, Malaysia dan Kamboja).
Menurut dia, meski belakangan banyak bermunculan produk-produk yang mengklaim semacam EM4, tetapi sesungguhnya merupakan turunan dari produk EM4.
EM4 mengandung mikroorganisme fermentasi dan sintetik yang terdiri dari bakteri Asam Laktat (Lactobacillus Sp), Bakteri Fotosintetik (Rhodopseudomonas Sp), Actinomycetes Sp, Streptomyces SP dan Yeast (ragi).
“Dengan penambahan mikroorganisme yang terdapat di EM4 itu untuk pertanian, maka tanah menjadi subur sehingga akan meningkatkan kuantitas dan kualitas produk pertanian. Kalau tanah subur, maka serangan hama juga berkurang,” ucapnya.
Sedangkan jika menggunakan pupuk dan pestisida anorganik, hanya sesaat saja hasil pertanian menjadi bagus. Setelah beberapa tahun, tanah menjadi mengeras. Kalau tanah mengeras, maka mikroorganisme akan mati, yang menyebabkan tidak akan terjadi penguraian. “Jika tanah mengeras, otomatis produk pertanian menjadi jelek dari sisi kuantitas dan kualitas,” ujarnya.
Etty mengapresiasi konsistensi Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr yang telah mengembangkan teknologi EM4 selama 35 tahun dan tetap bertahan di tengah munculnya banyak pesaing.
Wididana yang merupakan alumnus Program Pascasarjana Faculty of Agriculture, University of the Ryukyus, Okinawa, Jepang ini menjadi satu-satunya pemegang lisensi dari Prof Dr Teruo Higa (penemu EM4) untuk mengembangkan teknologi EM di Indonesia.
“Pak Wididana konsisten mengembangkan EM4 sehingga sudah 35 tahun tetap bertahan di tengah banyaknya pesaing karena memang terbukti kandungan produknya jelas dan baik untuk pertanian,” kata Etty menambahkan.
Sementara itu, Dekan Fakultas Pertanian dan Bisnis, Universitas Mahasaraswati Denpasar Dr. Nyoman Yudiarini, S. Kh., M. Agr menambahkan, melalui konferensi pertanian internasional itu bertujuan untuk meningkatkan kerja sama para akademisi diantara seluruh fakultas pertanian di Indonesia dan juga di mancanegara.
“Sedangkan bagi kami di Unmas, tentu bisa membangun jejaring yang lebih luas lagi. Dengan semakin banyak memiliki jejaring, maka akan membuka wawasan kami lebih luas lagi mengenai ilmu-ilmu baru yang mungkin tidak kami ketahui,” ujarnya.
Di sisi lain, melalui konferensi atau pertemuan pertanian semacam itu juga dapat meningkatkan kerja sama para akademisi di bidang penelitian yang merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.https://linktr.ee/em4
