Niat ada di dalam hati, pikiran mengumpulkan fakta dan data, menyimpulkan dan mempertimbangkan, hati yang memutuskan berupa niat. Segala hasil kerja ditentukan oleh niatnya, bagaimana niatnya: baik, buruk, ragu, serius, tegas, lembek, berubah-ubah atau fokus. “Karena niat ada di dalam hati, sifatnya tersembunyi, akan terlihat setelah ada hasil akhirnya, membutuhkan waktu tertentu untuk mengetahuinya,” ujar Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr, Dirut PT Karya Pak Oles Group.
Pria yang akrab disapa Pak Oles menambahkan, cinta yang tulus atau karena harta akan terbukti dari hasil akhir, dari proses dalam waktu tertentu. Kasus pembunuhan, penipuan, penghianatan,atau kegagalan hubungan, diawali dengan niat, niat itu dibungkus rapi agar tidak terlihat, sampai akhirnya dibuktikan oleh hasil dari hubungan, kerjasama yang telah dilakukan.
Alumnus Program Pasca Sarjana (S-2) Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang (1987-1990) mencontohkan, kasus penipuan, pemalsuan dalam bisnis yang lama baru terungkap, sampai membobol bank, uang perusahaan, memalsu dokumen kredit fiktif, menipu/ membangkrutkan koperasi, LPD atau perusahaan berawal dari niat: “mencuri dengan tersenyum ramah.”
Hasilnya? Dalam jangka waktu lama, bau busuk baru ketahuan, karena aromanya semakin menyengat dan menyebar. Kasus-kasus mencuri dengan tersenyum ramah sangat banyak terjadi, dan di jaman informasi media sosial yang serba cepat, kasus pencurian bisa terungkap cepat dan tuntas. Niat adalah kunci keberhasilan atau kegagalan hubungan. Karena niat ada di dalam hati, yang sifatnya rahasia, dia akan terdeteksi dalam proses dan membutuhkan waktu untuk bisa dibuktikan.
Alumnus program S-3 Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa, Denpasar menegaskan, pengalaman adalah guru, ilmu pengetahuan dan manajemen adalah petunjuk untuk mengetahui niat. Training, test seleksi, wawancara, motivasi, test kepribadian, adalah contoh untuk mengetahui niat, minat, dan bakat yang ada di dalam individu.
Proses saling mengenal/hubungan dalam berpacaran adalah contoh saling penjajagan untuk mengetahui niat antar pasangan, agar mereka berhasil membina keluarga. Jika ada orang yang ujug-ujug menikah karena berkenalan di dunia maya, maka hasilnya bisa diprediksi 80% akan bubar beberapa tahun kemudian.
Jika ada karyawan yang bekerja setengah hati, diam-diam menilep uang, barang dan waktu, berpura-pura sibuk padahal merugikan perusahaan, maka dia akan tinggal menunggu waktu berhenti atau diberhentikan di tengah jalan. “Bisnis itu tidak kejam, tapi hanya kejam kepada mereka yang tidak disiplin,” tegas Pak Oles.linktr.ee/pakolescom