Wayan Darmayuda S.P, petani di Desa Songan B, Kintamani, Kabupaten Bangli.

Wayan Darmayuda S.P, salah satu petani dari Desa Songan B, Kintamani, Kabupaten Bangli optimistis penggunaan pupuk organik padat dan cair yang difermentasi dengan bioaktivator Effektive Microorganisme 4 (EM4) akan dapat mendukung program ketahanan pangan yang sekarang sedang getolnya digaungkan oleh pemerintah.

“Kencing sapi yang diproses menjadi biourine kemudian disemprotkan pada lahan pertanian, sudah terbukti memberikan dampak positif pada lahan pertanian. Fermentornya diantaranya menggunakan EM4, termasuk juga dalam pengolahan limbah padat. Ini bukan promosi, tetapi memang begitu kenyataannya,” kata Darmayuda.

Menurut Darmayuda yang juga Penyuluh Lapangan Pertanian (PPL) di Kabupaten Bangli ini, dengan penggunaan pupuk organik padat dan pupuk organik cair yang telah difermentasi EM4 dan siap pakai, sudah tentu akan berdampak pada kesuburan tanah, yang selanjutnya mendukung peningkatan produksi. “Astungkara hasilnya berdampak positif, saya punya data produksi tahap pertama, produksi tahap kedua, hingga tahap ketiga yang terus mengalami peningkatan. Lingkungan juga akan menjadi lebih sehat,” ucap pria 46 tahun ini.

Terkait upaya meningkatkan target ketahanan pangan di seputaran kaldera Batur, pihaknya juga berkoordinasi dengan Kodim 1626/Bangli dan Danramil. Termasuk informasi penggunaan pupuk organik yang siap pakai untuk mendukung peningkatan produksi juga telah disampaikan. 

Di wilayah binaannya di Desa Songan B, tercatat ada 102 kelompok tani dengan sekitar 5.000-an petani dengan potensi pertanian sejumlah komoditas hortikultura seperti cabai, bawang, tomat, dan sayur mayur.

Saat ini, lanjut Darmayuda, para petani di Kintamani sumringah dengan harga sejumlah komoditas hortikultura yang belakangan ini terus menunjukkan tren positif. Seperti harga bawang di tingkat produsen yang berkisar antara Rp25-30 ribu per kilogram. Apalagi harga cabai yang sampai menyentuh harga Rp120 ribu per kilogram. “Dengan harga yang lebih baik, tentunya petani akan lebih bergairah untuk menggeluti profesinya,” ucapnya lagi.

Ia menambahkan, penggunaan pupuk organik tak hanya berdampak jangka pendek untuk mendukung ketahanan pangan, sekaligus dapat memberikan dampak jangka panjang yang baik. “Tanah atau lahan ini merupakan warisan untuk anak cucu kita. Kalau sudah lahannya subur, tentunya dapat memberikan produktivitas yang tinggi dan alam akan menyayangi kita. Jadi ayo kita rawat dan bijaksana menggunakan pupuk dan pestisida agar memberikan dampak jangka panjang yang lebih baik,” kata Darmayuda.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini