Dirut PT Karya Pak Oles Group, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr ketika membahas tentang Karma Marga.

Dirut PT Karya Pak Oles Group, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr mengungkapkan, sebagai manusia yang bekerja, kita bersyukur bisa menggunakan pikiran kita dengan baik, kita bisa menggunakan panca indra kita untuk menangkap segala informasi, menggunakan mulut kita untuk berbicara, mengungkapkan pikiran-pikiran kita dan kita juga bisa menggunakan seluruh anggota badan kita untuk bekerja.

“Jadi, antara pikiran, perkataan dan perbuatan ini harus menyatu, ini yang disebut dengan keselarasan. Keselarasan antara berpikir, berkata dan bertindak. Jadi, karena kita harus bertindak  apa yang kita ucapkan, apa yang kita pikirkan harus selaras, kalau tidak selaras akan terjadi kontradisksi. Jadi orang yang bekerja itu harus fokus,” ujar pria yang akrab disapa Pak Oles ketika membahas tentang Karma Marga “Bekerja untuk Persembahan” yang disiarkan sebuah stasiun televisi swasta berjaringan nasional, baru-baru ini.

Alumnus Program Pasca Sarjana (S-2) Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang (1987-1990) menambahkan, dengan fokus dia itu bisa melakukan secara serius, bisa melakukan secara tulus, disinilah inti daripada pekerjaan bahwa dalam bekerja itu kita harus serius, tulus dan fokus seperti yang tertuang dalam Bagawan Gita Bab 3 serial 6 dikatakan bahwa: Ia yang duduk saja tapi menginginkan kenikmatan, dia adalah orang yang berpura-pura.

“Jadi tidak mungkin orang yang tidak bekerja itu bisa mendapatkan suatu kenikmatan. Orang yang tidak bekerja tapi dia memanfaatkan atau ingin mendapatkan kenikmatan itu tipenya disebut seperti benalu. Ia memberatkan mahluk lain atau tanaman inangnya, memanfaatkan kesempatan sehingga ia tidak bermanfaat, pastilah suatu ketika benalu itu akan mati karena inangnya juga mengalami kesengsaraan juga. Atau juga dia akan diberantas/dibunuh,” jelas Dr. Wididana.

Alumnus program S-3 Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa, Denpasar menambahkan, secara alam orang yang tidak bekerja atau menganggur atau merasakan kenikmatan karena tidak bekerja, semuanya didapatkan gratis dan lain sebagainya, dia itu adalah merupakan pribadi yang tidak mandiri atau tidak bebas dan tidak sempurna, dia tidak memiliki cita-cita tidak memiliki tujuan yang jelas sehingga hidupnya percuma dan sia-sia.

Tetapi orang yang tidak bekerja, namun mendapatkan kenikmatan atau ingin mendapatkan kemewahan yang diistilahkan dalam tidak bekerja itu, ia mendapatkan makanan artinya dia itu memanfaatkan kesempatan orang lain. Bagaimana caranya ia mendapatkan kenikmatan? adalah dengan cara mencuri, korupsi atau meminjam tanpa mengembalikan dan lain sebagainya.

“Inilah yang saya sebut dengan orang yang tidak bekerja tetapi menginginkan suatu kemewahan atau ingin mendapatkan hasil dari suatu tidakan kemalasan itu, dia hidupnya dalam kepura-puraan atau sia-sia. Hal inilah yang ditekankan bahwa dengan bekerja orang itu akan menjadi sempurna, dengan bekerja orang itu menjadi pribadi yang mandiri yang bebas dari ikatan,” tegas Pak Oles.

Dikatakan pula, bahwa dengan bekerja dia bisa membantu orang lain bisa memotivasi dirinya, keluarga atau masyarakat sehingga dia bisa tumbuh bersama. Tidak ada orang yang tidak bekerja menjadi pribadi yang sempurna. Tidak ada orang yang mengangur menjadi orang yang bebas, pasti dia menjadi terikat, menjadi lemah atau mentalnya sangat tergantung dengan orang lain, bahkan dititik yang lain dia bisa menyalahkan orang lain akibat kegagal-kegagalannya.

“Jadi dengan bekerja orang akan mendapatkan suatu penghasilan, orang akan mendapatkan suatu upah atau keuntungan dengan biaya-biaya yang didapat itulah dia bisa mensejahterakan orang lain, dia bisa membangun bisa mengembangkan kemampuan-kemampuan yang ada didalam dirinya didalam talentanya sehingga dia bisa lelebih bagus lagi,” tegasnya.

Karena manusia itu harus memiliki makna, harus memiliki cita-cita, harus memiliki ide-ide yang cemerlang untuk diwujudkan, tanpa ide-ide, tanpa cita-cita manusia itu tidak akan berarti tidak aka nada artinya. “Dia hidup yang sangat singkat ini dengan membuang-buang waktu dengan menyia-nyiakan waktu, jadi harus mengerti bahwa kehidupan yang sangat singkat ini dia harus pergunakan dengan baik, karena hidup yang singkat harus disisi dengan bekerja, dengan belajar dengan menjalankan Karma Yoya dan Jnana Yoga,” tegas Pak Oles.linktr.ee/pakolescom

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini