
Hamparan tanaman sayuran yang ditanami sayur caisin (sawi hijau) kangkung darat dan jagung terlihat pertumbuhannya tidak maksimal, tampak kerdil dan kurang hijau. Hal tersebut yang terlihat saat tim PT Songgolangit Persada (SLP) Jakarta melakukan kunjungan ke sejumlah kelompok petani di provinsi Bengkulu.
Hal tersebut juga terlihat di lahan seluas 2 hektar (20000 meter persegi) milik Bapak Away di Desa Kandang Mas, Kecamatan Kampung Melayu, Bengkulu. Padahal lahan sayuran tersebut menjadi sumber utama penghasilan bagi sosok pria ulet yang selalu tampil enerjik meskipun usianya sudah menginjak 71 tahun.
Pria asal Bandung, Jawa Barat ini mengungkapkan, selain karena musim panas juga karena pemupukan yang menggunakan pupuk kimia yang harganya semakin tinggi dan langka. “Karena kurangnya pupuk yang menyebabkan tanaman tidak bisa berkembang maksimal,” ujarnya.
Melihat kurang produktifnya lahan tersebut dan juga untuk menekan biaya produksi yang tinggi, Bapak Away beserta warga sekitar berinisiatif untuk mendatangkan tim PT. Songgolangit Persada yang memproduksi dan memasarkan produk hayati Effektif Microorganisme 4 (EM4) untuk melalukan sosialisasi penggunaan EM4 secara benar agar masyarakat dapat menekan biaya produksi dengan hasil sayuran yang maksimal.
Sosialisasi Tim PT. Songgolangit Persada Jakarta yang dipimpin langsung Kepala Cabang Pemasaran, Agus Wibisana bersama Zakki Husein dan Agus Salam yang didampingi Bapak Novran dari Dinas Perikanan Bengkulu.
Dalam kesempatan tersebut, Tim PT. Songgolangit Persada Jakarta melakukan sosialisasi pembuatan pupuk padat dan cair serta pembuatan pestisida organik dengan bahan-bahan tanaman sekitar yang tidak disukai oleh hama penyakit yang sering menyerang tanaman.
Sedangkan untuk pembuatan kompos padat, Bapak Away menyiapkan bahan-bahan seperti kotoran ayam dan bahan limbah pertanian yang ada di sekitar. Sosialisasi yang dihadiri sekitar 20 orang dari warga sekitar berjalan lancar dan disambut dengan antusias.https://linktr.ee/em4