Desa Dalung Gelar BIMTEK Hari Ketiga, Edukasi Pengelolaan Sampah Organik dengan Biopori Jumbo Gunakan EM4

0
35

Pemerintah Desa Dalung kembali melanjutkan rangkaian kegiatan Bimbingan Teknis (BIMTEK) Hari Peningkatan Kapasitas TPK Hari Ketiga dengan menggelar sesi edukasi dan diskusi aktif mengenai pengelolaan sampah organik melalui teknologi Biopori Jumbo. Kegiatan ini bertujuan untuk memperlihatkan secara langsung efektivitas serta ragam fungsi Biopori Jumbo dalam mengubah timbunan sampah organik menjadi tanah yang berkualitas dan bermanfaat.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Sekretaris Desa Dalung I Made Trimayasa, S.E., Ketua BPD Dalung Drs. I Nyoman Waga, M.Si. beserta anggota, Ketua LPM Desa Dalung Drs. Bagus Sapta Tenaya, M.M.Ak., narasumber dari Teba Kota I Wayan Suara, Ka.Si dan Ka.Ur beserta staf Pemerintahan Desa Dalung, Kelian Banjar Dinas se-Desa Dalung, anggota TPK Desa Dalung, serta mendapat atensi dari Babinsa dan Bhabinkamtibmas Desa Dalung.

Pada BIMTEK hari ketiga ini, materi mengenai pengolahan sampah organik menjadi pembuka sesi pertama. Dalam pemaparannya disampaikan bahwa permasalahan sampah, khususnya sampah organik, dapat diatasi melalui metode Biopori Jumbo, yaitu galian tanah sedalam kurang lebih 2,5 meter yang digunakan untuk menimbun sampah organik hingga terurai secara alami menjadi kompos.

Proses pengomposan dibantu dengan penggunaan bakteri Effective Microorganisme 4 (EM4) sebanyak satu tutup botol yang dilarutkan ke dalam sepuluh liter air. Larutan tersebut kemudian disemprotkan ke dalam biopori setiap dua minggu sekali. Timbunan sampah dijaga agar tetap lembab sebagai media ideal bagi bakteri, serta diberi tambahan nutrisi berupa molase atau cairan gula merah.

Narasumber dari Teba Kaja, I Wayan Suara, menjelaskan bahwa Biopori Jumbo memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan metode pengolahan sampah organik lainnya. Seperti yang diulas https://desadalung.badungkab.go.id/…/62585-efektif-dan…

“Biopori Jumbo memiliki keunggulan utama yaitu mampu menampung sampah dalam jumlah besar dan meminimalisir bau tidak sedap karena sampah bersentuhan langsung dengan tanah,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia juga menekankan pentingnya perawatan Biopori Jumbo agar proses penguraian berjalan optimal. Air yang digunakan tidak disarankan berasal dari air PAM karena mengandung kaporit yang dapat membunuh bakteri pengurai. Selain itu, sampah organik sebaiknya dicacah menjadi bagian kecil agar dalam kurun waktu sekitar enam bulan dapat berubah menjadi kompos yang berkualitas.

Selain sebagai solusi pengolahan sampah organik, Biopori Jumbo juga memiliki fungsi lain sebagai area resapan air hujan. Hal ini dinilai efektif untuk mencegah genangan air berlebihan yang berpotensi menyebabkan banjir, khususnya di wilayah permukiman padat seperti Desa Dalung.

“Fungsi Biopori Jumbo ada dua. Pertama, sebagai program pengolahan sampah organik dengan penambahan bakteri agar lebih cepat menjadi kompos. Kedua, sebagai area resapan air agar tidak terjadi genangan yang terlalu dalam,” terang I Wayan Suara dalam sesi pemaparan. Ia pun berharap program ini dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan.

“Tentu kami berharap program ini akan berhasil mengingat manfaatnya tidak hanya satu, melainkan dua sekaligus. Semoga dengan diadakannya BIMTEK ini, kita bisa mulai dari hal paling mendasar,” pungkasnya. Melalui kegiatan BIMTEK ini, Pemerintah Desa Dalung berharap kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah organik semakin meningkat demi terciptanya lingkungan desa yang bersih, sehat, dan berkelanjutan.linktr.ee/pakolescom

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini