Dr Wididana bersama Host Ni Putu Anglila Amaral saat menjadi narasumber dalam podcast bertajuk Bincang Tani: Pertanian Berkelanjutan, Inovasi, Tantangan dan Peluang di Fakultas Pertanian Dan Bisnis Universitas Mahasaraswati Denpasar.

Direktur Utama PT Songgolangit Persada (SLP), Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr., berpandangan pertanian berkelanjutan menjadi jawaban dan solusi yang sama-sama menguntungkan bagi petani dan konsumen.

“Pertanian berkelanjutan yakni pertanian yang bisa menghasilkan suatu produk, tanpa merusak lingkungan dan terus bisa melanjutkan aktivitas pertanian tanpa terjadi penurunan produksi,” kata Wididana dalam podcast bertajuk Bincang Tani: Pertanian Berkelanjutan, Inovasi, Tantangan dan Peluang belum lama ini.

Wididana yang karib disapa Pak Oles ini, tak menampik pertanian di era sekarang menuntut produktivitas tinggi, harus menguntungkan dengan penggunaan waktu dan sumber daya yang semakin efisien.

“Tetapi yang harus diingat, jangan sampai produktivitas tinggi, tetapi lingkungan menjadi rusak dan konsumen sakit. Selain itu, jangan sampai harga produk pertanian terlalu mahal sehingga tidak bisa dijangkau. Akibatnya produsen rugi, konsumen juga rugi,” ucapnya.

Dengan mengembangkan sistem pertanian berkelanjutan, Pak Oles mengatakan para petani dan konsumen akan sama-sama mendapatkan keuntungan. Petani bisa mendapatkan keuntungan secara finansial, selanjutnya konsumen di sisi lain juga dapat memperoleh manfaat kesehatan (tidak mudah sakit dengan mengkonsumsi hasil pertanian organik) dan lingkungan menjadi lestari.

“Pertanian berkelanjutan memang suatu kebutuhan sehingga semua mendapatkan keuntungan, baik itu petani, pemerintah, masyarakat luas sehingga bisa mendapatkan keuntungan dari pertanian,” kata alumnus Program Pascasarjana Faculty of Agriculture, University of the Ryukyus, Okinawa, Jepang ini.

Untuk mendukung pertanian berkelanjutan, salah satunya dengan mengembangkan pertanian organik mulai dari proses pembibitan, hingga penggunaan pupuk dan pestisida organik.

Selain itu, dengan penggunaan sumber daya yang terbatas (lahan dan air), namun produktivitasnya tinggi dan mampu mengolah hasil pascapanen dengan baik.

“Jadi memang perlu ide-ide kreatif, untuk memotong biaya-biaya yang tidak diperlukan, sehingga konsepnya harus ada teknologi yang masuk,” ujar pria yang memegang lisensi untuk melanjutkan pengembangan teknologi Effective Microorganisms 4 (EM4) dari penemunya Prof Dr Teruo Higa dari Universitas Ryukyus, Okinawa, Jepang ini.

EM4 membantu memulihkan keseimbangan mikroorganisme tanah dengan menambahkan berbagai jenis mikroba menguntungkan yang meningkatkan jumlah serta keanekaragaman hayati tanah.

Koenjoro Adijanto, staf dari PT Songgolangit Persada (produsen EM4) menambahkan, saat mikroba dalam EM4 mulai aktif, populasi protozoa dan cacing tanah pun meningkat. Ini menandakan ekosistem tanah yang sehat dan subur tengah terbentuk. Selain itu, mikroba utama dalam EM4 juga memiliki kemampuan untuk memfermentasi bahan organik dan mencegah pembusukan.

Dalam proses pengomposan, EM4 terbukti mampu menekan pertumbuhan bakteri pembusuk, menghasilkan pupuk bokashi yang kaya akan asam amino dan polisakarida, kandungan yang lebih unggul dibanding kompos biasa. “Selama penguraian protein, EM4 mencegah terbentuknya amonia dan justru menghasilkan asam amino yang langsung bisa diserap oleh tanaman,” ucap pria yang biasa disapa Yoyok itu.

Dengan kemampuan ini, tanaman tidak perlu mengeluarkan energi berlebih untuk mensintesis protein sendiri. Hasilnya, pertumbuhan tanaman menjadi lebih optimal, serta buah yang dihasilkan lebih manis dan bernutrisi tinggi.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini