Yus Subianto menunjukkan produk EM4 Bakteri Effektif Pengurai Limbah Organik yang digunkan dalam mengatasi masalah limbah ternak hewan kurban.

Yus Subianto sukses menjual Kambing Kurban berlokasi di Jalan Gunung Rinjani, Monang-maning, Denpasar Barat. Pria pekerja keras ini mulai merintis usaha berjualan Kambing Kurban Sejak tahun 2011 atau 14 tahun silam.

Bukan tanpa kendala, awal mulai merintis usaha menjual Kambing Kurban di tengah kota Denpasar yang padat permukiman penduduk, ia sering mendapat komplain dari warga sekitar, akibat dari bau kotoran kambing yang sangat menyengat.

Kejadian tersebut juga mendapat perhatian serius Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Denpasar dengan memanggil Yus Subianto datang ke kantor untuk mencari solusi agar kandang ternak kambing qurban yang ia kelola tidak mengganggu lingkungan sekitar.

Ditengah kegelisahan tersebut, Subianto mendapat saran dari temannya untuk menggunakan produk Effektive Microorganisms 4 (EM4) dalam mengatasi aroma kotoran kambing yang sangat menyengat sehingga mengganggu lingkungan sekitar.

Benar saja, sehari berselang setelah mengaplikasikan EM4 sesuai saran temannya, esok harinya kotoran ternak kambing yang baunya cukup menyengat sudah mulai berkurang. “Saat kembali di cek sama Satpol PP katanya bau menyengat sudah berkurang, yang awalnya jarak 500 meter sudah tercium, tapi sudah tidak lagi,” ujar Subianto sambil tersenyum saat dikunjungi tim Youtube EM Indonesia Official.

Pengalaman tersebut juga Subianto bagikan kesejumlah pedagang hewan qurban yang menampung hewan kurbannya baik di lingkungan perumahan maupun di lingkungan masjid untuk menggunakan EM4 supaya tidak mencemari lingkungan. “Saya sampai sediakan adonan EM4 yang sudah jadi, kalau ada yang memerlukan biar bisa diaplikasikan untuk limbah ternaknya,” ujarnya.

Dalam pengaplikasian EM4, Subianto menyiapkan 1 liter EM4 bakteri effektif pengurai limbah organik plus 1 liter molase yang ia campurkan ke dalam ember berisi air berkapasitas 50 liter. Larutan tersebut rutin ia siramkan ke sekam yang menjadi alas kandang ternak.

“Kandang yang menampung 80 ekor Kambing Kurban berlokasi di padat pemukiman kini tidak pernah mendapat komplain dari warga sekitar, apalagi disini banyak yang berjualan makanan, tapi aromanya sama sekali tidak tercium,” ujarnya.

Yus Subianto mengatakan, kandang ternak di Denpasar hanya bersifat sementara, yaitu dibuat hanya sepuluh hari menjelang hari raya Idul Adha. Dan setiap Idul Adha mampu menjual sekitar 200 ekor kambing yang ia jual ke sejumlah masjid atau masyarakat sekitar.

Kambing tersebut adalah kambing yang dipelihara komunitasnya berlokasi di sejumlah tempat seperti Desa Sanda, Desa Belimbing dan Desa Pupuan, Kabupaten Tabanan. “ Jadi komunitas kami memang memelihara ternak Kambing yang setiap tahunnya dijual pada momen Hari Raya Idul Adha,” ujarnya.

Yang sangat menggembirakan buat Subianto, selama ini panitia yang membeli Kambing Kurban di tempatnya selalu merasa puas, karenan kambingnya yang sehat-sehat, dagingnya bagus dan tidak bau prengus.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini